Soloraya
Minggu, 11 September 2022 - 21:03 WIB

Ada Dosen UGM Dibalik Pengolahan Limbah Jerami Jadi Kertas di Klaten

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melihat proses pengolahan jerami menjadi kertas saat digelar pelatihan di Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom, Sabtu (10/9/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja menggelar kegiatan pengabdian masyarakat berkolaborasi dengan Komunitas Petani Muda Klaten dan Pemerintah Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Sabtu (10/9/2022). Salah satu kegiatannya, mengolah limbah pertanian, yakni limbah jerami menjadi kertas.

Ketua pelaksana kegiatan pelatihan, Arita Dewi Nugrahini, 36, mengatakan pelatihan itu digelar sebagai rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat dari UGM.

Advertisement

“Ada semacam hibah dari Kemendikbudristek dan pelaksana dari UGM. Kebetulan saya sebagai pengusul hibah,” kata Arita yang juga dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, kepada wartawan, Sabtu (10/9/2022).

Pelatihan serta pemberian fasilitas peralatan pengolahan sampah itu diberikan untuk mengurai sampah pertanian dan rumah tangga. Dia berharap dari pelatihan dan pemberian peralatan itu sampah bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomi.

Advertisement

Pelatihan serta pemberian fasilitas peralatan pengolahan sampah itu diberikan untuk mengurai sampah pertanian dan rumah tangga. Dia berharap dari pelatihan dan pemberian peralatan itu sampah bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomi.

Soal pengolahan jerami menjadi pupuk kompos hingga kertas, Arita mengatakan potensi jerami di Jurangjero sangat banyak lantaran berada di daerah pertanian.

Baca Juga: Jos! Petani & Peternak Klaten Bisa Jadi Penopang Kedaulatan Pangan

Advertisement

“Justru saat masa tanam, jerami baru masuk proses fermentasi dan tanah menjadi panas. Itu akan berpengaruh pada tanaman padi,” kata Arita.

Guna mempraktikkan pengolahan limbah jerami menjadi kertas, dosen UGM menggandeng salah satu pelaku usaha letterpress printing asal Jogja, Anthusa Agung, 43. Letterpress printing merupakan teknik cetak relief konvesional.

Belakangan, Agung tertarik menggunakan media kertas jerami. Kertas jerami itu dia bikin sendiri berbekal ilmu yang dia peroleh dari penelusuran dunia maya.

Advertisement

Baca Juga: Wow! Tanam Tembakau Kualitas Ekspor, Petani di Klaten Beromzet Rp2 Miliar

“Sebenarnya orang dulu sudah mengenal jenis kertas ini. Kalau dulu mungkin lebih dikenal dengan kertas merang,” kata Agung di sela pelatihan, Sabtu.

Proses pembuatan kertas jerami terhitung simpel. Jerami direbus menggunakan air dicampur NaOH (natrium hidroksida).

Advertisement

Setelah itu, cairan dibuang dan dibersihkan. Jerami lantas dihancurkan menggunakan blender agar menjadi bubur jerami dan kemudian dicampur air.

“Tergantung nanti hasilnya mau ketebalan berapa. Kalau mau tipis, airnya banyak. Kalau mau tebal, airnya sedikit,” kata dia.

Baca Juga: Kabupaten Klaten Ternyata Dikenal sebagai Kota Budi Daya Bonsai sejak 1987

Bubur jerami kemudian disaring dan dicetak menggunakan screen sablon dan hasil cetakan dikeringkan. Setelah mengering, kertas jerami bisa digunakan.

Agung mengatakan kertas jerami bisa digunakan untuk kartu nama serta undangan yang dicetak menggunakan teknik letterpress printing. Soal kualitas, Agung mengatakan tak bisa dibandingkan dengan jenis kertas lainnya.

“Kalau mau mencari kuatnya, jelas kekuatan ada di kertas biasa. Tetapi, itu semua tergantung mau dilihat dari sisi mana. Kertas jerami ini ada pasarnya hanya belum besar,” kata dia.

Agung mengatakan prospek pengembangan kertas jerami cukup besar. Dia mengaku pernah dihubungi seseorang dan menanyakan kesanggupannya memproduksi kertas jerami dalam jumlah besar.

Baca Juga: Pasar Tani Klaten, Stan Tanaman Hias Petani Muda Diserbu Pengunjung

Hanya, Agung belum bisa memenuhi permintaan itu lantaran saat ini dia membikin kertas jerami masih sebatas untuk senang-senang. Selain bisa diolah menjadi kertas, sampah pertanian berupa jerami bisa dimanfaatkan menjadi wadah hingga sedotan.

“Di India itu, jerami sudah diolah menjadi wadah makanan pengganti stirofoam. Kemudian menjadi pengganti sedotan plastik,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif