SOLOPOS.COM - Warga mengendarai sepeda motor keluar dari Balai Desa Ketaon, Banyudono, Boyolali, Jumat (15/12/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Di pinggir jalan Semarang-Solo wilayah Banyudono, tepatnya sebelah utara traffic light atau Bangjo Ngangkruk Boyolali terdapat gapura bertuliskan Desa Ketaon. Gapura tersebut tegak berdiri di pinggir sementara orang-orang dan kendaraan berlalu-lalang di jalan nasional tersebut.

Walaupun pengucapan namanya mirip dengan tawon atau lebah, ternyata asal-usul nama Desa Ketaon bukan karena berhubungan dengan hewan tersebut. Sekretaris Desa (Sekdes) Ketaon, Pradita Widiastanto, mengatakan berdasarkan kepercayaan masyarakat, nama Ketaon berasal dari kata ‘ketawun’.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Ketawun itu karena di sini kan berbatasan dengan Desa Banyudono yang banyak airnya. Makanya desa sini ketawon banyu dari sana. Namun, untuk informasi valid asal-usul Desa Ketaon tidak ada yang tahu pasti,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Jumat (15/12/2023).

Ia menyampaikan yang ia maksud ketawun banyu karena di masa dulu terdapat genangan air di Desa Banyudono, Boyolali, lalu diambil atau ditawu masyarakat Ketaon yang mencari air hingga jadilah wilayah itu dinamai Ketaon.

Terkait asal-usul desa tersebut, Pradita menjelaskan pada 2020 Pemerintah Desa Ketaon pernah berupaya mencari informasi ke beberapa narasumber orang sepuh. Namun, upaya itu menemukan titik buntu. Tak diketahui siapa pendiri atau bagaimana asal-usul Desa Ketaon, Banyudono, Boyolali.

“Akhirnya [asal-usul itu diambil] berdasarkan cerita turun temurun, ya ketawun banyu jadi Ketaon,” jelas dia. Sedangkan mengenai tahun lahirnya Desa Ketaon, sesuai tulisan di bangunan Balai Desa Ketaon yakni 1972.

Lebih lanjut, ia mengatakan dukuh pertama di Ketaon adalah Dukuh Drono yang berada di ujung barat desa. Dukuh Drono berada dekat aliran Kali Pepe serta terdapat makam sesepuh bernama Ki Ageng Sabrang Drono.

Dukuh Pertama

Dari Dukuh Drono di barat, permukiman masyarakat berkembang ke timur mengikuti aliran Kali Pepe. Akhirnya, terbentuknya Desa Ketaon seperti saat ini. “Dulu kan biasanya masyarakat hidup di pinggiran kali [sungai]. Jadi memang pertama di Drono lalu berjalan ke timur,” kata dia.

Pradita melanjutkan saat ini jumlah warga Ketaon ada 4.553 jiwa. Mayoritas warga Ketaon bekerja sebagai petani mulai pemilik lahan, penyewa, dan pekerja sawah. Komoditas pertanian unggulannya adalah padi dan jagung.

Desa Ketaon memiliki lahan sawah basah yang luas, sehingga dalam setahun bisa panen tiga kali. Pradita mengatakan Desa Ketaon terdiri atas 13 dukuh, 25 RT, dan tiga RW serta terbagi menjadi tiga kebayanan.

Desa Ketaon di sebelah timur berbatasan dengan Desa Banyudono, Kecamatan Banyudono. Lalu sebelah barat berbatasan dengan Desa Mojolegi, Kecamatan Teras.

Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, dan sebelah utara berbatasan dengan Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, serta Gumukrejo, Kecamatan Teras.

“Mayoritas di sini orang Islam, tapi ada yang beragama Kristen, Katolik, dan Hindu. Di sini masjid ada, pura ada, gereja juga ada. Damai di sini,” kata dia.

Pradita mengatakan dulunya warga Ketaon mayoritas beragama Hindu. Namun, seiring waktu berjalan menjadi mayoritas muslim. Sekarang tinggal sekitar 20 warga yang memeluk agama Hindu. Walaupun begitu, semua warga masyarakat hidup dalam damai dan bertoleransi.

“Setiap malam jelang Ketaon Fair, kami ada malam midodareni, di situ kami berdoa gantian empat agama. Terus juga semisal ada acara juga saling mengundang dan datang. Pas ibadah agama lain, kami tidak menyetel radio atau suara keras-keras. Kalau ada acara apa saja, Islam membantu Kristen, Katolik, dan Hindu. Pun ketika kami ada acara, mereka juga turut membantu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya