SOLOPOS.COM - Ilustrasi buku pelajaran (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO-Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sukoharjo, Masdiro meminta Kepala Sekolah MTs Sukoharjo menarik buku Bahasa Indonesia yang memuat kata-kata kasar. Karena hal itu dinilai sebagai hal yang tak mendidik.

“Kami sekarang ini baru mengontak kepala MTs untuk koordinasi masalah buku tersebut. Tetapi sampai siang ini belum bisa tersambung,” ujar Masdiro ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Minggu (21/9/2014).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Seperti diwartakan sebelumnya salah satu orangtua siswa sekolah di Sukoharjo, Eko Raharjo mengeluhkan buku Bahasa Indonesia putranya yang sekolah di salah satu MTs di Sukoharjo. Karena buku terbitan salah satu penerbit nasional itu dinilai memuat kata-kata kasar pada pelajaran dialog drama.

“Saya tahu karena anak saya melapor kepada saya. Ini tentu membuat orangtua murid resah dan meminta kepada pihak terkait untuk turun tangan dan segera ditarik dari peredaran agar tidak berdampak buruk ke siswa,” ujar Eko ketika memberi keterangan pers kepada wartawan di Sukoharjo, Jumat (19/9/2014).

Dia mencontohkan kata-kata yang dinilai kasar dan berbau sara pada pelajaran drama di antaranya terdapat pada halaman 10 saat dialog tokoh copet I, II, III, IV, wanita muslim dan kiai. Pada dialog itu Copet I, …”Kita preteli perhiasannya! Kita perkosa orangnya. “

Lebih lanjut Masdiro mengungkapkan jika buku itu sudah dibagikan kepada siswa, diminta segera ditarik. Sebab jika benar ada kata-kata yang tak pantas dinilai tak layak untuk pegangan belajar siswa.

Ditanya buku pengganti jika nanti buku Bahasa Indonesia itu ditarik, pihaknya MTs tersebut menggunakan buku lain yang tak memuat umpatan-umpatan kasar. Masdiro menjelaskan sekolah tersebut masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, karena belum semua sekolah menerima buku kurikulum terbaru tahun 2013.

Karena itu pihaknya memaklumi jika ada sekolah lyang mash menggunakan buku KTSP 2006. Sebab buku baru kurikulum 2013 yang seharusnya menjadi pegangan para siswa baru sebagian yang datang.

Masdiro menjelaskan jika buku kurikulum terbaru sudah datang, pihaknya akan menarik buku KTSP. Sambil menunggu buku baru tiba, pihaknya masih membolehkan sekolah menggunakan kurikulum lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya