Soloraya
Jumat, 3 Desember 2021 - 06:00 WIB

Ada Klaster Covid-19, Pemkot Solo Evaluasi Teknis PTM di Sekolah

Mariyana Ricky P.d  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ruang kelas di sekolah. (freepik)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bakal melakukan evaluasi perilaku pertemuan tatap muka atau PTM di sejumlah sekolah menyusul temuan klaster Covid-19 di sekolah tersebut. Persebaran Covid-19 disebut klaster apabila ditemukan ada lebih dari lima kasus di satu lingkungan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan ada satu tambahan kasus dari exit test di SDN Beskalan. Dengan demikian, total hasil surveilans PTM terbatas tahap kedua, November 2021, menjadi 29 siswa dan dua guru atau 31 kasus.

Advertisement

Perincian 31 kasus itu meliputi dua siswa di SD Cinderejo, empat siswa dan satu guru di SD Semanggi Kidul, serta 12 siswa dan satu guru di SD Beskalan. Kemudian, masing-masing seorang siswa di SMPN 6, SMAN 8, dan SMA Muhammadiyah 1.

Baca Juga: Mobil Dinas Pemkot Solo Wajib Ngandang Saat PPKM Level 3 Nataru

Lalu, delapan siswa di SMP Muhammadiyah 7. “Akhirnya, yang bisa dikatakan klaster sekolah adalah SD Beskalan, SD Semanggi Kidul, dan SMP Muhammadiyah 7,” terangnya, Kamis (2/12/2021).

Advertisement

Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo, Dwi Ariyatno, mengatakan pelaksanaan PTM di sekolah yang ditemukan klaster menunggu hasil exit test. Apabila seluruhnya negatif, PTM bisa segera dilakukan pada pekan berikutnya.

Evaluasi Prokes

Namun, jika masih ada temuan kasus positif, sekolah tetap harus menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ). “Ya, kalau masih ada temuan positif, kembali melanjutkan tracing,” katanya saat dihubungi terpisah.

Baca Juga: Kasus Diklat Maut Menwa UNS Solo, Peluang Tersangka Baru Masih Terbuka

Advertisement

Jika tidak ada lagi kasus positif dari kontak erat, Disdik akan meminta rekomendasi puskesmas untuk kembali menggelar PTM terbatas di sekolah bersangkutan. Namun, PTM terbatas setelah temuan kasus bakal dilaksanakan berbeda.

“Kami akan evaluasi protokol kesehatannya, jadi memulai lagi dari awal, tahap pertama. Utamanya, beberapa sekolah yang kasusnya agak banyak,” tuturnya.

Evaluasi menyasar perilaku saat menggelar PTM sehingga kejadian yang sama tak terulang di masa depan. “Kelihatannya, kalau seperti ini kami fokus di SDN Beskalan. Mekanisme PTM seperti apa, kami ingin simulasi ulang, Mulai dari fase 1 diulang didata kembali, SOP-nya yang diperbaiki,” tutup Dwi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif