SOLOPOS.COM - Tim Satreskrim Polres Sragen dan tim medis RSUD Sragen memeriksa kondisi jenazah di Kamar Mayat RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, Selasa (13/2/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Jenazah pria asal Gabus, Ngrampal, Sragen, Joko Andriyanto, 44, pada Selasa (13/2/2024) dibawa ke RSUD dr. Moewardi Solo untuk diautopsi guna mengungkap penyebab kematian korban. Pemilik warung makan di Jl. Setia Budi Taman Asri RT 032/RW 014, Kroyo, Karangmalang, Sragen, itu ditemukan tergeletak tak bernyawa di depan warungnya pada Senin (12/2/2024).

Kapolres Sragen, AKBP Jamal Alam, melalui Kasatreskrim Polres, AKP Wikan Sri Kadiyono, mengungkapkan korban sempat diperiksa di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen sebelum dikirim ke RSUD dr. Moewardi Solo untuk autopsi. Saat ditemukan, terdapat sejumlah luka di tubuh korban.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kami sudah memeriksa lima saksi, termasuk istri korban. Kami belum menemukan indikasi yang mencurigakan. Kami belum bisa memastikan luka itu karena kekerasan atau karena jatuh. Kami menunggu hasil autopsi. Hasilnya mungkin besok atau lusa bisa diketahui,” ujarnya saat ditemui wartawan di lokasi kejadian, Selasa.

Korban dan istrinya selama ini tinggal di warung makan. Saat diperiksa, istri korban mengaku sempat cekcok sedikit berkaitan dengan utang dan suami agak marah lalu duduk-duduk di meja luar.

Polisi mendapat laporan korban meninggal di pinggir jalan pada Selasa dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Saat diperiksa, polisi menemukan sejumlah luka di pelipis dan wajah korban. Polisi lantas meminta bantuan tenaga medis dari RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen untuk memeriksa korban.

“Kami belum bisa memastikan korban meninggal karena ada unsur tindak pidananya atau karena jatuh dari meja. Dari rekaman kamera CCTV yang kami dapat, korban terlihat jatuh dari meja. Korban juga memiliki riwayat darah tinggi. Kami masih mendalami CCTV itu untuk mengetahui ada atau tidaknya pergerakan orang lain,” jelas Wikan.

Sementara itu tetangga samping warung makan korban, Tri Setiadi, mengatakan Joko baru membuka warung makan itu sekitar tiga pekan. Biasanya buka pukul 08.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB atau 20.00 WIB.

“Semalam kelihatan tinggal di kios karena kontrakan di Puro sudah habis. Selama ini juga tidak pernah ada cekcok. Istrinya juga gemati. Kemarin siang juga tidak ada tanda-tanda bertengkar juga. Saya baru tahu kalau Pak Joko meninggal baru tadi pagi,” jelas Tri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya