SOLOPOS.COM - Pabrik Gula Karanganom Klaten. (Blusukan Pabrik Gula/kitlv.nl)

Solopos.com, KLATEN–Selain kompleks pabrik dan perkantoran, kawasan Pabrik Gula (PG) Karanganom, Klaten, diyakini memilki kawasan permukiman. Selain itu, ada permakaman Belanda atau kerkhof di kawasan tersebut.

PG Karanganom diperkirakan berdiri pada 1840 dan beroperasi hingga 1930-an. Saat masih beroperasi, PG Karanganom memiliki sembilan bangunan dengan satu bangunan sebagai tempat produksi utama. PG Karanganom pun unik karena memiliki empat cerobong.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pegiat pelestari cagar budaya Klaten, Hari Wahyudi, mengatakan hal itu terungkap dari peta yang dibuat pada 1930 serta foto 1920 bersumber dari KITLV. Dari peta, Hari menjelaskan banyak permukiman warga Belanda di sekeliling PG. Kompleks PG Karanganom diperkirakan dikeliling pagar kawat berduri.

Baca Juga: Gorong-Gorong hingga Lapangan Tenis Belanda di Bekas PG Karanganom

“PG Karanganom semua dikeliling pagar. Dari peta, PG Karanganom semua dikelilingi pagar kawat berduri,” kata Hari saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (14/2/2022).

Selain pabrik serta permukiman, Hari menjelaskan ada kompleks permakaman Belanda di sekitar kawasan tersebut. “Permakaman Belanda cukup besar. Ada lebih dari 20 makam,” jelas dia.

Dari literatur yang dia peroleh, diperkirakan saat masih beroperasi ada pemimpin PG Karanganom yang beristrikan orang Jawa dari lingkungan Keraton Solo. Pada 1908 masehi, Masjid Besar Jatinom mendapatkan hadiah berupa serambi muka dari keluarga Keraton Surakarta atas usulan seorang istri pemimpin pabrik gula di Karanganom yang masih kerabat keraton. Hal itu berdasarkan skripsi dari salah satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Baca Juga: Modern pada Zamannya, PG Karanganom Klaten Banyak Dihuni Warga Belanda

“Tidak ada penjelasan lebih lanjut. Itu di era PB X. Tetapi bisa diperkirakan hasil gula saat itu berlimpah dan memberi untung yang besar sehingga biar dekat dengan warga pribumi, dibangunkan serambi masjid itu,” kata Hari.

Selain warga Belanda, Hari memperkirakan Karanganom dihuni oleh warga Tionghoa. Selain permakaman warga Belanda, di wilayah Karanganom juga terdapat makam warga keturunan Tionghoa. “PG Karanganom pada masa itu merupakan pabrik gula modern. Banyak permukiman warga Belanda serta Tionghoa. Kami perkirakan di wilayah Karanganom pada masa itu menjadi daerah metropolitan,” kata dia.

Kompleks PG Karanganom diperkirakan meliputi wilayah yang kini menjadi Desa Karangan serta Desa Karanganom, Kecamatan Karanganom. Hanya, megahnya bangunan pabrik itu kini tak lagi terlihat dan berganti dengan permukiman.

Baca Juga: Dicari Warga Belanda, PG Karanganom Klaten Unik Punya 4 Cerobong Asap

Namun, jejak bangunan pabrik tersebut masih ada hingga kini seperti fondasi cerobong asap pabrik, fondasi bangunan, serta saluran air dari Umbul Ponggok yang diperkirakan untuk irigasi perkebunan tebu pendingin mesin pabrik hingga kini masih ada dan dimanfaatkan untuk pertanian.

Kepala Desa Karangan, Gunarto, membenarkan ada kompleks makam warga Belanda yang dikenal dengan nama kerkhof di Karanganom. Kompleks makam itu secara administrasi berada di wilayah Desa Karanganom.  “Kerkhof ada di wilayah Desa Karanganom yang juga saat ini menjadi permukiman. Karena juga perkembangan zaman, akhirnya mungkin tanah digunakan untuk permukiman,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya