Soloraya
Selasa, 9 November 2021 - 16:04 WIB

Ada Makam Boepati Kalang di Gemolong Sragen, Ini Kata Sejarawan!

Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah nisan bertuliskan Boepati Kalang berada di kompleks makam kuno di Dukuh Sarean, Desa Genengduwur, Gemolong, Sragen, belum lama ini. (Istimewa/Yoto Teguh Pambudi)

Solopos.com, SRAGEN – Sejarawan Kota Solo yang juga Founder Solo Societeit, Heri Priyatmoko, memberi tanggapan perihal adanya makam kuno bertuliskan Boepati Kalang di Dukuh Sarean, Desa Genengduwur, Gemolong, Sragen.

Heri menjelaskan sebutan Boepati atau Bupati pada masa lalu memiliki makna yang berbeda pada masa kini. Menurutnya, Bupati pada masa lalu bisa diartikan sebagai pimpinan atau pentolan suku atau komunitas. RMT Sosrowidjoyo seperti yang tertera dalam makam kuno itu, kata Heri, merupakan Kepala Suku Kalang.

Advertisement

Namun, Suku Kalang yang dimaksud Heri berbeda dengan Suku Kalang dari ras Melanesoid atau ras Negroid yang dikabarkan banyak meninggalkan harta karun di Blora. Suku Kalang yang dimaksud merupakan merupakan kelompok yang bertugas mencari kayu di hutan belantara. Kelompok itu berada di bawah naungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Baca Juga: Ritual Kalang Kobong, Tradisi Kematian Wong Kalang

Advertisement

Baca Juga: Ritual Kalang Kobong, Tradisi Kematian Wong Kalang

“Kalang adalah sebutan orang yang bertugas di hutan untuk mencari kayu. Sragen masuk [wilayah] Kasunanan,” terang Heri kepada Solopos.com, Selasa (9/11/2021).

Sementara nama RMT yang disematkan sebelum Sosrowidjoyo, kata Heri, kemungkinan kepanjangan dari Raden Mas Tumenggung. Sementara sebutan suku kalang yang bertugas mencari kayu di hutan itu, lanjut Heri, sudah populer pada masa awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam yakni pada 1586.

Advertisement

Baca Juga: Misteri Makam Kuno Bertuliskan Boepati Kalang di Gemolong Sragen

Sebelumnya diberitakan, sebuah kompleks permakaman kuno yang berada di Dukuh Sarean, Desa Genengduwur, Gemolong, Sragen, menyita perhatian anggota komunitas Tilik Ibu Pertiwi (TIP) Sragen, Yoto Teguh Pambudi.

Di kompleks permakaman kuno itu, terdapat salah satu makam bertuliskan Boepati Kalang dengan nama RMT Sosrowidjoyo. Yoto mengaku tidak sengaja menjumpai permakaman kuno itu saat menyusuri wilayah itu belum lama ini.

Advertisement

“Dulu saya pernah mendengar isu kalau di utara Gemolong ada makam manusia berekor. Konon manusia berekor ini memiliki hubungan dengan manusia kalang. Karena penasaran dengan isu itu, saya iseng mencarinya beberapa waktu lalu. Hingga akhirnya saya tiba di kompleks makam kuno itu,” papar Yoto Teguh Pambudi kepada Solopos.com, Selasa (9/11/2021).

Baca Juga: Warga Pengkol Sragen Tolak Pembukaan Makam Baru

Yoto tidak bisa memastikan permakaman kuno yang ia jumpai itu adalah makam suku kalang. Ini karena jenis batu nisan yang dipakai sudah dicetak, bukan bebatuan seperti makam suku kalang yang ditemukan pada umumnya. Terdapat pula salah satu makam yang bertuliskan huruf jawa dan tahun 1822.

Advertisement

“Saya sempat melihat-lihat ke kompleks makam itu, ternyata yang dimakamkan di situ hampir semua punya gelar ningrat atau bangsawan,” terang Yoto.

Selain Boepati Kalang, di kompleks makam itu juga ada makam dengan tulisan Boepati Ngandong. Yoto menduga makna gelar Bupati pada zaman dahulu berbeda dengan makna bupati seperti sekarang ini.

Baca Juga: Kuburan Massal PKI di Sragen Ini Kerap Jadi Kambing Hitam Orang Kesasar

“Sudah terjadi pergeseran makna. Mungkin bupati pada zaman dahulu itu semacam ketua kelompok atau cabang. Bukan bupati yang berarti kepala daerah seperti sekarang,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif