SOLOPOS.COM - Pengurus dan anggota KTNA Klaten menggelar pertempuan peningkatan kapasitas di aula rumah dinas Wakil Bupati Klaten, Rabu (15/12/2021). (Solopos.com/ Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Klaten berencana mengembangkan budi daya maggot, larva dari lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF). Pasar maggot dinilai masih terbuka lebar.

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua KTNA Klaten, Maryanto, mengatakan budi daya maggot menjadi salah satu peningkatan kapasitas pengurus maupun anggota KTNA. Bergulirnya rencana budi daya maggot itu menyusul sudah ada pengusaha yang siap bermitra.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Sementara ini ada mitra dari Bojonegoro. Dia mintanya 5 kuintal per hari. Ini harus disiapkan dari sekarang,” kata Maryanto saat ditemui di sela kegiatan peningkatan kapasitas KTNA di aula rumah dinas Wakil Bupati Klaten, Rabu (15/12/2021).

Baca Juga: Masyarakat Boyolali Diminta Mau Memilah Sampah

Maryanto menjelaskan KTNA bakal merancang pengembangan maggot tersebut. Saat ini, KTNA masih menggencarkan sosialisasi sekaligus pelatihan serta menyusun rencana strategis. Selain itu, KTNA bakal memetakan potensi yang bisa digunakan untuk pengembangan maggot tersebut.

“Harapannya di seluruh kecamatan bisa terlibat untuk memenuhi 5 kuintal per hari. Rencana kami pada awal 2022 sudah bisa berjalan,” ungkap dia.

Maggot akhir-akhir ini banyak dikembangkan di berbagai wilayah di Klaten. Selain menjadi solusi untuk mengurangi sampah organik, maggot banyak diburu para peternak lantaran memiliki kandungan protein tinggi dan mendukung untuk budi daya ikan maupun unggah seperti ayam.

Baca Juga: 5 Menit Menegangkan di Alun-Alun dan Setda Wonogiri

Selain maggot, Maryanto menjelaskan KTNA kini juga membangun kemitraan dengan pengusaha kacang sacha. Budi daya bisa dilakukan dengan memanfaatkan lahan tidur. “Benih akan disiapkan dari sana sementara nanti hasil dari pengembangan itu 70 persen hasil produksi yang terjual menjadi milik pengelola ata pembudi daya. Sementara, 30 persen akan diatur bersama menjadi tabungan umrah jangka panjang,” kata dia.

Maryanto juga menjelaskan saat ini KTNA membangun kemitraan dengan Koperasi Haraka untuk pendampingan petani dalam proses budi daya padi. “Jadi pendampingan nanti mulai dari olah tanah, pemilihan benih, pupuk, obat-obatan, dan itu pendampingan teknis sampai pascapanen. Saat pascapanen ini nanti dibeli. Dalam kemitraan ini ada target peningkatan produksi sampai 20 persen. Kalau biasanya hanya 6-7 ton, diharapkan hasil produksinya bisa sampai 9 ton,” kata dia.

Maryanto mengatakan peluang kemitraan bakal terus dibuka. Dia berharap dengan pembangunan kemitraan itu bisa mendukung peningkatan kesejahteraan petani.

Baca Juga: Boyongan ke Plaza Kuliner, Pedagang Rawa Jombor Buka Lembaran Baru

Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya, mengatakan siap mendukung pengembangan kemitraan yang dibangun KTNA dengan berbagai usaha di bidang pertanian. Termasuk pengembangan budi daya maggot.

“Budi daya maggot banyak keuntungannya. Di satu sisi pakan tidak perlu beli karena berasal dari sampah organik sekaligus menyelesaikan permasalahan di tingkat desa. Selain itu, bisa menambah pendapatan bisa untuk pakan ternak untuk unggas dan ikan,” kata Yoga.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya