SOLOPOS.COM - Tabligh Center dan perpustakaan BRAy Mahyastoeti Notonagara di kompleks Suryapuran, Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Minggu (6/8/2023). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO–Organisasi Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Solo berkembang di Kota Solo tak lepas dari keterlibatan kerabat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo). Sekretariat JAI Soloraya kini berpusat di kompleks Suryapuran, Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

Berdasarkan dokumen JAI Solo, masuknya Jemaat Ahmadiyah Indonesia ke Solo bermula dengan keberadaan tokoh Jemaat Ahmadiyah sekitar 1994. Mereka saling mendengar kabar keberadaan beberapa tokoh Jemaat Ahmadiyah lalu mereka melakukan pertemuan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Jemaat Ahmadiyah Solo terbentuk pada 16 Juli 1994 setelah melakukan ibadah Jumat di rumah warga, Makno Karto Raharjoyang di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Rutinitas itu berlangsung 1994 hingga 1998.

Namun, dua bulan setelah itu terjadi pelemparan batu ke rumah milik Makno. Rumah Makno tak lagi digunakan. Lalu Jemaat Ahmadiyah Solo berpindah ke bangunan yang dibeli KRA BRAy Mahyastoeti Notonagara.

BRAy Mahyastoeti Notonagara  merupakan cucu Sinuhun Paku Buwono X. Dia mewakafkan rumah dan pekarangan 2.750 meter persegi di  kompleks Suryapulan. Kini jumah anggota JAI Solo sekitar 200 jiwa. Total anggota JAI di Soloraya sekitar 1.000 orang.

Solopos.com berkunjung ke kompleks Suryapuran, Minggu (6/8/2023). Lokasinya berjarak 1,58 kilometer dari Balai Kota Solo, tepatnya timur kantor Kelurahan Baluwarti. Sore itu, ada belasan anak-anak bermain bola di lapangan yang telah diresmikan oleh Amir Nasional JAI, Maulana Mirajuddin Shahid, Rabu (12/7/2023) sore.

Kompleks itu juga terdapat Masjid Baitul Karim yang dapat digunakan Jemaat Ahmadiyah Solo. Pembina Kerohanian/Mubaligh JAI Solo, Muhaimin Khoirul Amin, mengatakan peletakan batu pertama Masjid Baitul Karim dilakukan 2003.

“Yang memanfaatkan ibadah di sini sekitar 200 orang. Untuk pengajian. Namun untuk Salat Jumat tak sampai 200 orang,” kata dia kepada Solopos.com.

Di samping Masjid Baitul Karim terdapat Tabligh Center dan perpustakaan BRAy Mahyastoeti Notonagara. Jemaat Ahmadiyah Solo memakai nama BRAy Mahyastoeti Notonagara sebagai bentuk penghargaan. Ruang itu menjadi tempat pertemuan para pengurus Jemaat Ahmadiyah Solo.

Dinding pada perpustakaan BRAy Mahyastoeti Notonagara terdapat beberapa foto sejumlah tokoh Jemaat Ahmadiyah, antara lain Mirza Ghulam Ahmad, Hazrat Hakim Nuruddin, Mirza Bashiruddin Mahmood Ahmad.

Selanjutnya Hafiz Mirza Nasir Ahmad, Mirza Tahir Ahmad, dan Mirza Masroor Ahmad.  Dinding Masjid Baitul Karim dipasang gambar tokoh muslim berpengaruh di Indonesia, antara lain pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan.

Tokoh muslim sekaligus mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, pendiri Sikhism Baba Nanak, Pahlawan Ampera Arief Rahman Hakim, perintis kemerdekaan  Entoy Mohammad Tayib, dan pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya Wage Rudolf Soepratman.

Di bagian sudut, terdapat dua rak buku koleksi perpustakaan Bray Mahyastoeti Notonagara. Ada kursi sebagai ruang tamu. Terdapat ruangan lain yang menjadi tempat tinggal pengurus Jemaat Ahmadiyah Solo, salah satunya Muhaimin yang bertugas di Solo sejak 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya