Solopos.com, KLATEN — Museum Ranggawarsita Jawa Tengah (Jateng) menggelar pameran keliling bertajuk Museum Dolan Klaten di Gedung Sunan Pandanaran kompleks RSPD Klaten. Pameran digelar mulai Kamis (4/8/2022) hingga Senin (8/8/2022).
Kepala Museum Ranggawarsita Jawa Tengah (Jateng), Djoko Nugroho Witjaksono, menjelaskan kegiatan itu untuk mengenalkan dan mendekatkan koleksi Museum Ranggawarsita Jateng, terutama koleksi enam warisan dunia yang dimiliki Jateng.
“Jateng itu provinsi yang luar biasa. Hanya Jateng yang memiliki enam warisan budaya dunia. Keenam warisan itu, yakni Candi Borobudur, Candi Prambanan, Situs Sangiran, batik, keris, serta wayang,” kata Djoko saat pembukaan pameran keliling.
Selain Museum Ranggawarsita, pameran keliling itu diikuti BPCB Jateng, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMB) Sangiran, Balai Konservasi Borobudur, museum Monumen Pers Nasional, Museum Radya Pustaka, Museum Kapal Samudraraksa, dan Museum BPK RI.
Selain Museum Ranggawarsita, pameran keliling itu diikuti BPCB Jateng, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMB) Sangiran, Balai Konservasi Borobudur, museum Monumen Pers Nasional, Museum Radya Pustaka, Museum Kapal Samudraraksa, dan Museum BPK RI.
Kegiatan tersebut juga diikuti Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten dan Omah Wayang Klaten. Sepanjang kegiatan, turut dimerahkan ekspo SMA/SMK serta UMKM Klaten.
Baca Juga: Mengenal Desa Wisata Jarum Bayat sebagai Sentra Batik Tulis di Klaten
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Uswatun Hasanah, mengatakan di Indonesia ada 12 warisan budaya tak benda yang ditetapkan Unesco. Sebanyak enam warisan budaya berada di Jateng. Uswatun berharap kehadiran Museum Ranggawarsita bisa mengangkat museum yang ada di Kabupaten Bersinar.
“Kami berharap museum ini bisa menjadi salah satu objek, tidak hanya wisata tetapi untuk penggalian karakter di Tanah Air utamanya di Jateng dan khususnya di Klaten menjadi sumber belajar dari TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan ekonomi kreatifnya semakin meningkat,” urai dia.
Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan kegiatan museum keliling itu bisa menjadi media edukasi serta rekreasi. Dia meminta Dinas Pendidikan (Disdik) berkoordinasi dengan kepala sekolah tingkat TK, SD, serta SMP bisa membawa siswa mereka ke Gedung Sunan Pandanaran selama museum keliling digelar.
Baca Juga: Jejak Kolonial di Klaten, Benteng Engelenburg yang Kini Alun-alun
“Ini momentum bagus untuk anak-anak bisa belajar,” ujar dia.
Koleksi yang dipajang di pameran keliling itu cukup lengkap. Di antaranya replika gading gajah purba, Alquran yang ditulis di atas daluang abad ke-19, arca, keris, wayang, kain batik, replika perahu pinisi, uang kuno, dan lain-lain.