SOLOPOS.COM - Seorang warga kurang mampu, Yani, 34, memiliki pekerjaan sampingan menganyam mendong menjadi keranjang untuk dijual sekala ekspor di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Sumberlawang, Sragen, Senin (8/11/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Satu rumah berlantai tanah dan berdinding papan yang sudah usang berdiri di pinggir tegalan di RT 008B, Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Sumberlawang, Sragen. Rumah itu dihuni seorang perempuan bernama Yani, 34, bersama anaknya yang masih balita. Biasanya Yani menggarap sawah dan suaminya bekerja serabutan.

Sejak dua tahun terakhir, Yani memiliki pekerjaan sampingan, yakni membuat anyaman keranjang berbahan mendong yang diambil dari rumah Tugimin, 52, yang tinggal hanya 50 meter dari rumahnya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Saya biasa mengerjakan setiap malam saat anak-anak tertidur. Satu keranjang itu butuh waktu tiga hari baru jadi karena pekerjaan sampingan. Kalau bisa fokus, sehari sebenarnya bisa jadi. Satu set keranjang mendong itu selesai dalam sembilan hari dan mendapatkan upah borongan Rp65.000 per set,” ujar Yani saat berbincang dengan Solopos, Senin (8/11/2021).

Baca Juga: Keranjang Endong Buatan Sumberlawang ini Tembus Pasar Korut & Singapura

Upah Yani tak langsung diambil, tetapi dikumpulkan dan baru diambil sewaktu-waktu saat butuh uang. Kadang kala, Yani harus minta upah di muka karena ada kebutuhan yang mendesak.

Yani merupakan salah satu dari 24 orang warga di Dukuh Kowang yang bekerja sampingan menganyam mendong menjadi keranjang dengan standar kualitas ekspor ke luar negeri. Dari mendong itu ternyata mampu memberdayakan keluarga kurang mampu seperti Yani untuk meningkatkan penghasilan.

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat memang menjadi tujuan Tugimin ketika mendirikan Kelompok Pertahanan Kalimat Syahadat (Perkasya). Produk kerajinan mendong dan produk kerajinan lainnya menjadi unit usaha di bawah Kelompok Perkasya tersebut.

kerajinan keranjang mendong sumberlawan sragen
Pengusaha anyaman mendong, Tugimin, 52, warga di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Sumberlawang, Sragen, menunjukkan produk keranjang mendong yang sudah masuk pasar ekspor, Senin (8/11/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Tugimin juga mengikuti lelang pengadaan kandang ayam di tingkat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ia harus memberdayakan lagi masyarakat untuk membuat kandang ayam berbahan bambu bagi para laki-laki. Tugimin menargetkan 2.600 unit kandang ayam untuk Jateng dan 2.000 kandang ayam untuk DIY. Ia menggerakan warga di Sumberlawang dan Kulonprogo, DIY, untuk memenuhi target tersebut.

Baca Juga: Selain Keranjang Mendong, Tugimin Juga Punya 24 Produk Lain

Model pemberdayaan seperti yang dilakukan Tugimin itulah yang diharapkan Camat Sumberlawang, Endang Widayanti, dalam mengentaskan kemiskinan. Sejak dilantik menjadi Camat Sumberlawang pada akhir Oktober lalu, Endang tak henti-hentinya terjun ke masyarakat untuk mencari solusi atas angka kemiskinan Sumberlawang yang menempati urutan terbesar kelima di Kabupaten Sragen.

“Saya sudah keliling 11 desa di Sumberlawang. Saya menemukan banyak potensi yang dikembangkan di setiap desa untuk pemberdayaan masyarakat. Pak Tugimin itu menjadi contoh dan bisa diterapkan di desa-desa lain dengan varian produk yang berbeda. Semua itu orientasinya untuk peningkatan ekonomi keluarga miskin di wilayah desa masing-masing,” ujar Endang.

Endang melihat pemuda di Desa Kacangan, Sumberlawang, mampu merakit mesin apa pun hanya dengan memanfaatkan Youtube. Ia mengapresiasi pemuda itu yang bisa membuat mesin pipil jagung, mesin parut kelapa, dan seterusnya. Produknya pun bisa terjual sampai Cirebon dan Jawa Timur.

Baca Juga: Pelaku Industri Mebel Kalijambe Sragen Ingin Kembali Berjaya

Ada pula pemuda yang mau menjadi perajin tempe di Desa Pagak dengan kapasitas produksi sampai 100 kg per hari dan penghasilnya bisa sampai Rp12 juta per bulan.

“Ada juga pengrajin panci kelas home industry di Desa Hadiluwih. Semua potensi itu bisa menggerakan ekonomi masyarakat agar terentaskan dari kemiskinan. Kami berencana membuat semacam pameran inovasi produk unggulan desa sebagai ajang promosi desa,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya