Soloraya
Jumat, 15 Maret 2024 - 13:13 WIB

Ada Seruan Pengadilan Rakyat untuk Presiden Jokowi, Gibran: Mangga

Wahyu Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Gibran Rakabuming Raka mempersilakan sejumlah elemen masyarakat yang mewacanakan pengadilan rakyat.(Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO– Wali Kota Solo sekaligus calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka tidak mempermasalahkan adanya seruan penggunaan hukum alternatif karena hukum konvensional telah disalahgunakan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)

“Ya mangga,” kata Gibran ditemui wartawan di Balai Kota Solo, Jumat (15/3/2024) pagi.

Advertisement

Seruan penggunaan hukum alternatif karena hukum konvensional telah disalahgunakan oleh pemerintahan Presiden Jokowi disampaikan Akademisi Sekolah Tinggi Hukum (STH) Jentera Bivitri Susanti dalam acara Temu Ilmiah Seruan Salemba 2024 di Aula IMERI Universitas Indonesia (UI), Kampus Salemba, Jakarta Pusat pada Kamis (14/3/2024).

Menurut Bivitri, hukum tidak bisa dipakai untuk keadilan selama Jokowi menjabat sebagai Presiden. Sebaliknya, hukum hanya sebagai alat pemaksaan untuk kepentingan pihak tertentu.

Padahal, lanjutnya, esensi hukum merupakan pelindung hak warga negara dan pembatasan kekuasaan. Oleh sebab itu, dia menyerukan hukum alternatif. “Misalnya untuk adakan pengadilan rakyat bagi kekuasaan yang terlalu disalahgunakan oleh Jokowi,” jelas Bivitri dikutip dari Bisnis.com.

Advertisement

Bivitri menjelaskan hukum-hukum alternatif bisa dicara dari hukum formal, ruang non-politik, dan termasuk ruang politik seperti hak angket yang memberikan kejelasan pada warga tentang dugaan-dugaan penyalahgunaan kekuasaan yang luar biasa besar.

Dia mengatakan pentingnya mengembalikan gagasan negara hukum. Bukan hanya sebagai gagasan, tapi dipraktekkan. Apabila Indonesia menjalankan prinsip negara hukum maka akan ada pembatasan kekuasaan yang jelas bukan malah sekadar melegitimasinya.

Adapun acara Temu Ilmiah Seruan Salemba 2024 turut dihadiri Ketua Dewan Guru Besar UI Harkristuti Harkrisnowo, Guru Besar UI Akmal Taher, Guru Besar UI Sulistyowati Irianto, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Andreas Santoso.

Advertisement

Kemudian ekonom senior UI Faisal Basri, Guru Besar IPB Hariadi Kartodihardj, Guru Besar UI Valina Singka, Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Franz Magnis Suseno, Guru Besar STF Driyarkara Dwi Kristanto, Akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun, hingga akademisi UI Suraya Afif.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif