SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyakit campak. (Freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali mencatat ada 20 kasus suspek gejala campak yang terdeteksi di beberapa kecamatan pada Januari 2023 ini. Hal ini membuat Boyolali berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) campak.

Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dan mengenali gejala penyakit tersebut agar bisa ditangani sejak dini. Ia mengungkapkan pasien campak dapat sembuh.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ada pun ciri atau gejala orang yang terkena campak hampir sama dengan penyakit gabagen yaitu muncul ruam merah di sekujur tubuh. “Enggak hanya bercak-bercak merah pada tubuh, ada juga gatal dan panas,” ujarnya saat diwawancarai Solopos.com di kantornya, Selasa (24/1/2023).

Kepala Dinkes Boyolali itu menambahkan gejala kasus campak dan gabagen hampir mirip sehingga perlu dilakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah itu campak atau gabagen. Menurut Puji, penyakit campak disebabkan virus Paramyxovirus yang dapat ditularkan melalui percikan air liur penderita.

Karenanya ia meminta masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran penyakit campak. “Selain prokes, jangan lupa untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena imunitas yang melemah dapat membuat orang mudah terkena penyakit,” ujar dia.

Sementara itu, berdasarkan rilis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jumat (20/1/2023), penyakit campak dapat berbahaya jika terjadi komplikasi.

Campak juga dapat menyebabkan diare hebat hingga kematian. “Komplikasi campak ini umumnya berat, kalau campak mengenai anak yang gizinya jelek maka anak ini bisa langsung disertai komplikasi,” jelas Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr Prima Yosephine, dalam rilis tersebut.

Komplikasi pada gejala kasus campak dimaksud, lanjut Prima, adalah diare berat, pneumonia, radang paru, radang otak, infeksi di selaput mata sampai menimbulkan kebutaan. “Ini yang dikhawatirkan,” ujarnya.

Disebutkan gejala umum campak dapat berupa batuk pilek, demam, mata berair. Kemudian timbul bintik-bintik kemerahan di kulit, biasanya muncul dua sampai empat hari setelah gejala awal.

Pencegahan penyakit campak hanya bisa diperoleh lewat imunisasi sesuai jadwal. Pada dua tahun terakhir atau hampir tiga tahun sejak Indonesia terdampak pandemi menyebabkan implikasi yang tidak baik untuk cakupan imunisasi termasuk campak.

Berdasarkan data yang diperoleh Solopos.com, cakupan Imunisasi Measles Rubella (MR) di Kabupaten Boyolali berdasarkan data Dinkes pada 2021 sebesar 94,1 persen dan pada 2022 terdapat 105,5 persen.

Dengan adanya penemuan suspek tersebut, Boyolali menjadi daerah dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak. KLB ditetapkan karena semula campak dinyatakan sudah tidak ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya