SOLOPOS.COM - Anggota Komisi IV DPRD Solo mengamati kondisi ruangan saat menggelar sidak di bangunan bekas Puskesmas Setabelan Solo, Selasa (22/12/2015). Berdasarkan hasil sidak tersebut meminta Pemkot Solo mengevaluasi kembali terkait rencana penggunaan bangunan bekas puskesmas untuk menampung anak dengan HIV/AIDS (ADHA) karena kondisi ruangan yang banyak memerlukan renovasi. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

ADHA di Solo, anggaran Rp50 juta digunakan untuk perbaikan sarana eks Puskesmas Setabelan.

Solopos.com, SOLO–Pemkot Solo akan menggelontorkan anggaran senilai Rp50 juta untuk memperbaiki eks. Puskesmas Setabelan, Banjarsari yang direncanakan digunakan sebagai tempat penampungan sementara anak dengan HIV/AIDS (ADHA).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut Penjabat Wali Kota Solo, Budi Suharto, eks. Puskesmas tersebut merupakan salah satu lokasi yang dianggap paling realitistis untuk menampung ADHA. Dia memperkirakan untuk penataan gedung tersebut supaya layak membutuhkan anggaran senilai Rp50 juta.

Budi menyampaikan pembangunan gedung eks puskesmas tersebut direncanakan bisa dikerjakan awal tahun depan. “Ini kan sebagai tempat sementara, ya paling di bawah Rp50 juta lah. Kalau idealnya untuk membuat tempat itu layak benar ya membutuhkan anggaran lebih dari Rp200 juta. Tetapi, karena ini bersifat darurat, jadi harapannya sudah bisa dikerjakan dan bisa ditempati,” terang dia di sela-sela acara open house F. X. Hadi Rudyatmo, Jumat (25/12/2015).

Dia berharap kepada seluruh masyarakat tidak berdebat mengenai tempat yang akan dimanfaatkan untuk menampung sembilan ADHA tersebut. Budi menyebut permasalahan untuk mencarikan tempat bagi ADHA itu tidak mudah. Selain itu, dia berharap tidak ada perdebatan lagi mengenai asal ADHA itu. Bagi dia, sembilan ADHA itu anak bangsa yang perlu diselamatkan.

“Sudah jangan berdebat lagi mengenai anak tersebut dari mana. Tetapi ini berkaitan masalah kemanusiaan. Kalau itu diperdebatkan terus ya tidak bijak. Ini diberi ruang dahulu, nanti untuk tempat yang permanen akan dibuatkan,” jelas dia.

Plt Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Bapermas PP PA dan KB) Solo, Rahmad Sutomo, mengatakan setiap tahun Lentera sudah mendapatkan dana operasional Rp50 juta. Dana tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan operasional lembaga dan kebutuhan makan ADHA.

Rahmad mengatakan selama ini Lentera tidak pernah mengajukan untuk pembiayaan tempat tinggal ADHA. “Lentera berharap mendapat bantuan rumah singgah dari Kementerian Sosial melalui Dinas Sosial melalui dana bansos. Tetapi, sejak adanya aturan bansos harus lembaga berbadan hukum, harapan Lenhtera pupus,” jelas dia.

Untuk tempat, kata dia, Pemkot akan memberikan beberapa opsi untuk Lentera yang bisa dimanfaatkan sementara. Salah satu lokasi yang menjadi pilihan yakni eks Puskesmas Setabelan.

Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Solo, Budi Yulistanto, mengatakan saat ini belum ada anggaran untuk memperbaiki eks Puskesmas Setabelan. Menurut dia, jika diputuskan tempat yang akan dimanfaatkan sebagai lokasi penampungan ADHA di eks puskesmas tersebut, maka baru bisa dianggarkan di APBD Perubahan 2016.

Plt Sekda Solo itu juga menuturkan bekas puskesmas tersebut merupakan bangunan milik Pemkot sehingga perbaikannya pun harus menggunakan APBD. “Kalau kemampuan Pemkot untuk memperbaiki bangunan itu ada. Tetapi, aturannya kan memang harus dianggarkan terlebih dahulu. Padahal di APBD 2016 belum ada anggaran tersebut,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya