Soloraya
Rabu, 14 Oktober 2020 - 03:43 WIB

Adiwiyata Ngetren, Sekolah Mudah Cari Siswa...

Tri Rahayu  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebanyak 11 orang perwakilan sekolah menunjukkan sertifikat Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten Sragen saat foto bersama dengan pejabat di Kantor DLH Sragen, Senin (12/10/2020). (Solopos.com-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN Status sekolah adiwiyata atau lembaga pendidikan yang peduli terhadap lingkungan hidup menjadi prestise tersendiri dalam dunia pendidikan. Bahkan kini menjadi ngetren dan mudah mencari siswa.

Tren para orang tua memilih sekolah untuk anak-anak mereka pada lembaga pendidikan berstatus adiwiyata tersebut terlihat dari rata-rata jumlah siswa yang relatif lebih banyak dibandingkan yang belum berstatus itu. Penjelasan itu disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sragen Samsuri saat ramah tamah dengan para kepala sekolah dan guru SD/MI atau SMP di Kantor DLH Sragen, Senin (12/10/2020).

Advertisement

“Kalau sekolah adiwiyata itu golek murid wis ora kangelan [mencari siswa sudah tidak kesulitan] karena sidah diincer [diincar] walimurid. Ada tren wali muris memilih menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah adiwiyata. Hal ini menjadi motivasi bagi sekolah-sekolah yang belum berstatus adiwiyata,” jelas Samsuri.

Korea Selatan Pastikan BTS Tetap Wajib Militer

Advertisement

Korea Selatan Pastikan BTS Tetap Wajib Militer

Samsuri berharap seluruh sekolah di Sragen baik SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA bisa menjadi adiwiyata sehingga ada kepedulian lingkungan hidup bagi siswa sejak dini. Bagi sekolah-sekolah yang mampu mendapat penghargaan ke tingkat nasional dan mandiri, ujar Samsuri, juga akan mendapatkan reward atau penghargaan dari Bupati Sragen.

Pada tahun ini saja, sebut dia, pemkab mengucurkan dana sampai Rp400 juta untuk sekolah yang mampu menjadi sekolah adiwiyata nasional atau mandiri.

Advertisement

Samsuri meminta untuk mewujudkan sekolah adiwiyata se-Kabupaten Sragen itulah dibutuhkan dorongan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) dan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sragen. Dia meminta para kepala sekolah mulai menginventarisasi potensi yang dimiliki, mulai dari jumlah guru/karyawan, siswa, orangtua siswa, dan alumni. Dia mengatakan potensi tersebut bisa diberdayakan untuk bersama-sama mewujudkan sekolah tersebut sebgai lembaga pendidikan lebih ideal.

Habis Goblin, Kini Lee Dong-Wook Jadi Gominho

Kepala SMPN 1 Gesi, Sragen, Marsono, saat berbincang dengan Solopos.com mengaku mendapat amanah dari Bupati Sragen untuk menjadikan SMPN 1 Gesi sebagai sekolah adiwiyata tingkat nasional. Marsono mendapat amanah berat itu karena sudah terbukti mampu mengantarkan SMPN 1 Miri mendapatkan penghargaan tingkat nasional (2017) dan mandiri (2019).

Advertisement

Sebelumnya, saat menjabat sebagai Kepala SMPN 2 Miri juga bisa mengantarkan sekolah itu menjadi lembaga pendidikan berstatus adiwiyata tingkat Jateng pada 2016.

“Sekarang saya ditugaskan untuk mengangkat SMPN 1 Gesi yang sekarang menjadi binaan SMPN 2 Karangmalang. Kendala utama kami itu terletak pada masalah air karena berada di utara Bengawan Solo. Kalau mengandalkan air dari PDAM [Perusahaan Daerah Air minum] mahal maka kami membangun sumur dalam pada 2020 ini dengan menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS),” jelasnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif