Soloraya
Senin, 9 November 2015 - 02:40 WIB

AGENDA BUDAYA SOLO : 1.000 Apam untuk Tolak Balak Banjir

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga berebut gunungan apam pada puncak acara Kirab Apem Sewu di Kampung Beton, Jebres, Solo, Minggu (8/11/2015). (JIBI/Solopos/Dok.)

Agenda Budaya Solo, 10 gunungan apam ludes direbut ribuan orang yang menyaksikan Kirab Apem Sewu.

Solopos.com, SOLO–Rizal Prasetyo, 12, bersama temen-temannya langsung menyambar seribuan apam yang tersusun rapi di 10 gunungan di acara festival dan kirab apem Kelurahan Sewu, Minggu (8/11/2015).

Advertisement

Tak sampai 10 menit, seribuan apem tersebut ludes diperebutkan warga yang sudah lama menanti di Tugu Tempuran di bantaran Sungai Bengawan Solo.

“Ini mendapat 8 apam, nanti mau dimakan bareng teman-teman,” ujar dia kepada Solopos.com.

Sebelumnya, 10 gunungan yang berisi apam tersebut dikirab keliling Kelurahan Sewu. Ratusan orang pun menanti pasukan kirab yang terdiri atas berbagai kelompok kesenian, kelompok masyarakat, dan lainnya. Gunungan apam juga dibuat semenarik mungkin, ada gunungan yang dibentuk seperti bunga matahari, kura-kura, dan bentuk lainnya.

Advertisement

Di balik kemeriahan kirab tersebut, ada berbagai harapan dari masyarakat Kelurahan Sewu yang dipanjatkan. Marni Suwati, 40, berharap dengan adanya kirab tersebut bisa menghilangkan kesialan yang ada di Kelurahan Sewu.

Saat musim penghujan, ujar Marni, Kelurahan Sewu yang biasanya menjadi langganan banjir bisa terbebas dari ancaman banjir. Itu merupakan doa dan harapan yang dipanjatkan warga pada perayaan kirab apem tahun ini.

“Apam ini kan sudah didoakan pemuka agama, ini merupakan wujud syukur kami. Apam ini nanti mau dimakan bareng keluarga,” kata dia dengan menunjukkan empat apam.

Advertisement

Ketua Panitia Festival dan Kirab Apem Kelurahan Sewu, Sigit Winaryanto, mengatakan apam yang dikirab merupakan kreasi dari warga. Apam tersebut dibuat dengan tangan warga Sewu. Apam yang dikirab berjumalah seribuan, itu disesuaikan dengan nama kelurahan.

Menurut dia, kue apam memiliki arti yang sangat mendalam yakni permintaan maaf. Kirab apam mini bertujuan untuk meminta maaf kepada Tuhan supaya dosa dan kesalahan yang selama ini dilakukan diampuni. Selain itu, kirab ini juga untuk tolak balak atas bencana yang akan terjadi di wilayah Sewu.

Mendekati musim penghujan tahun ini, warga berharap tidak ada ancaman banjir lagi yang mengintai Kelurahan Sewu.

“Ini wujud doa warga Sewu kepada tuhan. Sepanjang perjalanan kirab juga ada lantunan selawat,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif