Soloraya
Senin, 19 Mei 2014 - 02:43 WIB

AGENDA BUDAYA SOLO : Buku Kekerasan Anti-Tionghoa Dibedah di Solo

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Balai Soedjatmoko Bentara Budaya Solo bakal membedah buku Kekerasan Anti Tionghoa di Indonesia 1996-1999 karangan Dr. Jemma Purdey, di ruang budaya setempat, Rabu (21/5/2014), mulai pukul 09.30 WIB.

Peneliti asal Australia ini memaparkan hasil penelitiannya yang mengungkap sisi gelap Indonesia dengan konsentrasi kekerasan anti-Tionghoa di Indonesia pada 1996-1999 lalu. Pada periode  tersebut, Indonesia mengalami perubahan politik yang mengakibatkan jatuhannya rezim Orde Baru, dan kekerasan yang merebak hampir di seluruh kota besar, tak terkecuali di Solo.

Advertisement

Solo kala itu mengalami siklus kekerasan yang berlangsung 15 tahun sekali. Masyarakat Tionghoa hampir selalu menjadi korban utamanya. Pusat ekonomi Kota Solo yang didominasi toko milik masyarakat Tionghoa, habis dibakar massa.

“Ini tentu tidak boleh terulang kembali, siklus itu harus diputus, masyarakat harus menyadari bahwa kekerasan merupakan cara lain untuk membuat kita lupa akan persoalan yang sebenarnya dari negeri ini,” terang pengelola Balai Soedjatmoko Bentara Budaya Solo, melalui siaran pers yang diterima Solopos.com, Rabu (14/5/2014).

Bedah buku ini akan menyingkap keberadaan warga etnis Tionghoa, kedudukan mereka di tengah  masyarakat, hingga tragedi kekerasan yang menimpa mereka beberapa tahun lalu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif