Agenda wisata Solo 2016 mulai dipersiapkan.
Solopos.com, SOLO — Pelaku usaha pariwisata di Solo mendorong pemerintah membentuk dewan kurator untuk memaksimalkan fungsi monitor penyelenggaraan agenda pariwisata.
Hal itu dikemukakan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Solo, Daryono, menanggapi dicoretnya 19 dari 40 kegiatan agenda pariwisata yang diselenggarakan pemerintah pada Kalender Pariwisata 2016.
“Pelaku usaha pariwisata di Solo sudah pernah mengusulkan pembentukan dewan kurator atau event management untuk mengevaluasi penyelenggaraan setiap agenda pariwisata di Solo. Sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya,” terangnya, Senin (9/11/2015) siang.
“Pelaku usaha pariwisata di Solo sudah pernah mengusulkan pembentukan dewan kurator atau event management untuk mengevaluasi penyelenggaraan setiap agenda pariwisata di Solo. Sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya,” terangnya, Senin (9/11/2015) siang.
Dia menerangkan kuantitas agenda pariwisata di Kota Bengawan sejatinya bukan soal. Yang lebih penting adalah kualitas di setiap penyelenggaraan.
Daryono mengutarakan enam agenda pariwisata utama dan lima agenda pendukung sudah ideal untuk menggeliatkan sektor pariwisata.
Selain itu, Daryono juga menyarankan Pemkot Solo mulai menakar kapasitas sebuah agenda pariwisata yang sementara ini dibiarkan berjalan rutin setiap tahun.
”Setiap event harus terukur. Targetnya siapa dan berapa banyak. Setelah ada target, baru menentukan konten kegiatan. Yang wajib diingat, soal timing [penentuan waktu]. Ini penting untuk menyasar target yang lebih tepat lagi,” jelas dia.
Menurut Daryono, pemerintah semestinya memainkan perannya sebagai fasilitator dalam penyelenggaraan agenda pariwisata.
Sementara itu, Staf Ahli Rektor Bidang Keuangan dan Manajemen UNS Solo, Muhtar Mahmud, menyebutkan sudah saatnya pemerintah menggandeng pelaku usaha pariwisata di Solo, termasuk perhotelan dan investor, untuk mengembangkan pariwisata di Solo.
“Saat ini orang sedang melihat Solo. Banyak yang tertarik ke sini lantaran kampung halaman Presiden. Kesempatan ini harus direspons. Pemerintah tidak mampu membiayai setiap event di sini. Butuh investor untuk mengemas acara supaya lebih bernilai jual,” ungkap dia.
Muhtar menilai agenda pariwisata di Solo apabila dikemas lebih menarik dan terkonsep berpotensi mendongkrak pendapatan daerah.