Soloraya
Jumat, 30 Oktober 2015 - 03:40 WIB

AGENDA WISATA SOLO : Festival Gethek Dicoret dari Kalender Wisata

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Festival Gethek

Agenda Wisata Solo, DPRD mencoret agenda Festival Gethek.

Solopos.com, SOLO–DPRD Solo mencoret perhelatan Festival Gethek dari calendar event tahun depan. Acara yang digelar rutin sejak 2011 itu dinilai tidak memberi kontribusi yang jelas terhadap pengembangan wisata Solo.

Advertisement

Anggota Komisi IV DPRD, Reny Widyawati, saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Kamis (29/10/2015), mendorong Pemkot melakukan terobosan dalam penyusunan kalender wisata tahun 2016. Menurut Reny, acara seperti Festival Gethek tak layak lagi masuk calendar event. Kegiatan yang memakai venue Sungai Bengawan Solo itu dianggap mulai membosankan.

“Selain monoton, yang nonton acara mayoritas warga Solo sendiri. Tidak ada efek yang jelas untuk mendongkrak sendi pariwisata,” ujarnya.

Advertisement

“Selain monoton, yang nonton acara mayoritas warga Solo sendiri. Tidak ada efek yang jelas untuk mendongkrak sendi pariwisata,” ujarnya.

Reny mengatakan event-event di Solo mestinya dapat mulai beranjak dari sekadar branding menuju target riil yakni menjaring wisatawan. Dia melihat pelaksanaan Festival Gethek empat tahun terakhir tak menunjukkan perkembangan yang berarti dari segi kedatangan turis.

Selain Festival Gethek, acara yang sudah pasti dicoret dari calendar event 2016 yakni Mangkunegaran Art Festival.
“Harus ada inovasi dari setiap gelaran. Jangan hanya pengulangan yang ujungnya tidak berefek pada tingkat kunjungan wisatawan,” kata dia.

Advertisement

Dia mencontohkan Festival Kuliner Solo dapat dihelat seiring Haul Habib Anis yang menghadirkan ribuan warga luar Solo.

“Festival Kuliner bisa ikut hidup, peserta haul juga dapat hiburan. Jangan malah berdiri sendiri-sendiri,” ucapnya.

Ketua Komisi IV, Hartanti, kepada Solopos.com, mengusulkan event tingkat internasional seperti Solo International Performing Art (SIPA) cukup dihelat dua tahun sekali. Dia menilai perhelatan SIPA setiap tahun belum memberikan efek luar biasa seperti awal event digelar.

Advertisement

“Kami melihat SIPA cenderung asal jalan belakangan. Mending dibikin dua tahunan tapi support anggarannya diperbesar. SIPA akan lebih terasa gemanya.”

Kepala Disbudpar, Eny Tyasni Suzana, mengakui ada sejumlah event yang dicoret dari kalender wisata 2016. Agenda budaya yang dibiayai Pemkot pun menciut dari 50 kegiatan menjadi 20-an kegiatan saja.

Menurut Eny, dana stimulan event pada 2016 hanya disetujui Rp9 miliar dari total usulan Rp14 miliar.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif