SOLOPOS.COM - Hajatan Ageng Jagalan, Minggu (26/10/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Agenda wisata Solo ini terkait penyelenggaraab Kirab Lembu Suro dan Kirab Apem Sewu.

Solopos.com, SOLO – Dua kirab yang mengangkat potensi kampung bakal diadakan hampir bersamaan di wilayah Kecamatan Jebres, Solo, Minggu (8/11/2015) mendatang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kirab Apem Sewu di wilayah Kelurahan Sewu dimulai pukul 14.00 WIB, sedangkan Kirab Lembu Suro di wilayah Kecamatan Jagalan dimulai pukul 15.00 WIB.

Kirab Apem Sewu yang merupakan kali ke-10 itu konsepnya hampir sama seperti tahun sebelumnya dengan 10 gunungan apem yang mewakili sembilan rukun warga (RW) dan satu gunungan dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Sewu.

Dari 10 gunungan tersebut terdiri atas 100 apem sehingga totalnya sekitar 1.000 apem.

“Masing-masing gunungan diusung oleh 30 peserta dari perwakilan setiap RW. Gunungan apem itu juga dilombakan sehingga peserta boleh menghiasnya sesuai kreativitasnya,” kata Ketua Panitia Grebeg Apem Sewu, Sigit Winaryanto, saat ditemui di Kelurahan Sewu, Rabu (4/11/2015).

Arak-arakan peserta diperkirakan mencapai 1.000 orang yang terdiri atas pasukan pengibar bendera (paskibra), perwakilan warga dari RW 001 hingga RW 009 yang membawa masing-masing gunungan apem, lalu ada 30 kelompok kesenian.

Rute yang diambil berkeliling di sekitar wilayah Kelurahan Sewu dengan jarak sekitar 1,5 kilometer yang dimulai dari depan Kantor Kelurahan Sewu dan berakhir di Tempuran Beton Kampung Sewu.

“Tradisi ini tetap kami pertahankan karena sudah menjadi ikon di Kelurahan Sewu sekaligus ikon Kota Solo. Kami berharap ke depan bisa menggugah warga di Kampung Sewu untuk mengembangkan UKM [usaha kecil menengah] pembuatan apem. Sebab, saat ini hanya ada beberapa warga yang memiliki usaha apem diluar perayaan kirab,” ujarnya.

Ia bercerita adanya Kirab Apem Sewu diambil dari tradisi yang ada pada zaman dulu dari tokoh Ki Ageng Gribig. Kampung Sewu yang sering terdampak banjir saat musim hujan, membuat Ki Ageng Gribig mengadakan doa bersama dengan membuat gunungan berupa apem yang dimaknai dengan ampunan.

Sementara itu, Kirab Lembu Suro yang diadakan sebagai puncak peringatan Hajatan Ageng Jagalan (HAJ) diikuti sekitar 1.000 orang peserta dari 15 RW yang ada di wilayah Kelurahan Jagalan.

Kegiatan yang diadakan kali keempat itu menampilkan puluhan gunungan yang merupakan potensi dari dari masing-masing RW, ada yang berupa makanan atau kerajinan.

Sedangkan Lembu Suro yang berupa replika patung sapi akan menjadi maskot dalam kirab tersebut. Bagi warga Jagalan, Lembu Suro memiliki arti sejarah bahwa di Kantor Dinas Pertanian (Dispertan) Solo yang masuk di wilayah Jagalan adalah lokasi penyembelihan sapi pada zaman Belanda.

“Kami ingin melestarikan budaya dan mengangkat sejarah yang ada di Jagalan dengan HAJ. Jadi, masyarakat bisa satu potensi dan sejarah yang ada di Jagalan,” kata Lurah Jagalan, Nanang Heri Triwibowo, Rabu.

Kirab tersebut mengambil rute berkeliling di wilayah Kelurahan Jagalan dengan jarak sekitar satu kilometer. Ia berharap acara itu bisa menjadi agenda tahunan sehingga meningkatkan ekonomi kerakyatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya