Soloraya
Sabtu, 16 September 2017 - 00:15 WIB

AIR BERSIH KLATEN : 3 Kecamatan Ini Belum Terjangkau Layanan PDAM

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyaluran air bersih. (Burhan Aris N./JIBI/Solopos)

Tiga kecamatan di Klaten belum terjangkau layanan PDAM.

Solopos.com, KLATEN — Tiga kecamatan di Kabupaten Klaten hingga kini belum terjangkau layanan air bersih dari PDAM. Hal itu karena belum ada sistem saluran air bersih ke tiga kecamatan tersebut.

Advertisement

Ketiga kecamatan itu yakni Wonosari, Juwiring, serta Karangdowo. Direktur Teknik PDAM Tirta Merapi Klaten, Sigit Setyawan, mengatakan sumber air bersih PDAM selama ini berasal dari delapan mata air dan 10 sumur dalam.

Sumber air bersih itu tersebar di Kebonarum, Tulung, Polanharjo, serta Kemalang. Ia menjelaskan layanan PDAM saat ini menjangkau 40.084 pelanggan.

Advertisement

Sumber air bersih itu tersebar di Kebonarum, Tulung, Polanharjo, serta Kemalang. Ia menjelaskan layanan PDAM saat ini menjangkau 40.084 pelanggan.

“Yang belum terlayani di Juwiring, Wonosari, dan Karangdowo karena belum ada sistem yang menjangkau di sana,” kata dia saat ditemui di sela-sela kegiatan peringatan HUT PDAM Klaten di Pemkab Klaten, Jumat (15/9/2017).

Ia mengatakan pembuatan sumur dalam di tiga kecamatan tak memungkinkan. Kondisi air di tiga kecamatan cenderung berasa asin. Guna memperluas jangkauan, PDAM berencana memanfaatkan air dari Umbul Ingas di Desa Cokro, Kecamatan Tulung.

Advertisement

Sigit menjelaskan pemanfaatan air dari umbul tersebut tak bisa serta merta dilakukan. Proses pemanfaatan harus melalui perizinan dari Kementerian Pekerjaan Umum serta Dirjen Sumber Daya Air.

Sebelum mengurus perizinan ke pemerintah pusat, PDAM harus mendapat persetujuan warga terutama petani pemanfaat air dari Umbul Ingas. “Belum ada titik temu dengan petani. Jadi sebelum melangkah ke perizinan itu harus disetujui dulu,” urai dia.

Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Merapi, Irawan Margono, mengatakan kondisi air tanah di tiga kecamatan cenderung tak memungkinkan untuk layanan air bersih. Di Karangdowo, kondisi air tanahnya mengandung kapur dan berasa asin.

Advertisement

Kondisi serupa juga terjadi di Juwiring. Sementara potensi air tanah di Wonosari ada namun wilayah yang berdekatan dengan aliran Sungai Dengkeng kondisi airnya tak layak konsumsi.

Disinggung potensi air bersih dari wilayah Tulung serta Polanharjo, Irawan menuturkan membutuhkan biaya besar untuk menjangkau hingga wilayah Wonosari, Juwiring, serta Karangdowo. Jarak perpipaan diperkirakan mencapai 25-30 km.

Estimasi biayanya lebih dari Rp20 miliar. “Harapan kami ada dukungan dari berbagai pihak agar bisa menjangkau layanan lebih luas,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif