SOLOPOS.COM - Warga memperbaiki pipa induk di mata air Bebeng, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY, Sabtu (18/12/2021). (Istimewa/Jainu)

Solopos.com, KLATEN—Air dari mata air Bebeng kembali mengalir ke rumah warga lereng Gunung Merapi wilayah Klaten setelah dilakukan perbaikan. Sebelumnya, pipa induk sumber mata air yang berada di wilayah Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY itu rusak diterjang banjir lahar hujan pada awal Desember 2021.

Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sri Winoto, menjelaskan aliran air sudah sampai ke rumah warga pemanfaat air dari Bebeng di wilayah Klaten di Desa Panggang, Balerante, serta Sidorejo, Kecamatan Kemalang. Selain di Klaten, air dari Bebeng dimanfaatkan warga di wilayah Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Sleman.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Air kembali mengalir ke rumah warga setelah dilakukan gotong royong selama 20 hari. Tak hanya bisa mengembalikan aliran air dari Bebeng ke rumah warga, gotong royong itu jugabisa mengalirkan air dari sumber utama mata air Bebeng yang sebelumnya tertimbun material erupsi Merapi.

Baca Juga: Capaian Vaksinasi di Klaten 80%, Vaksinasi Anak 6-11 Tahun Dimulai

“Debitnya lebih besar. Karena sekarang sudah memanfaatkan sumber utama yang dulu tertimbun ketika erupsi 2006. Sebelumnya air yang dimanfaatkan baru dari luapannya,” kata Winoto saat ditemui di selter pengungsian Desa Menden, Kecamatan Kebonarum, Jumat (24/12/2021).

Winoto menjelaskan belum diketahui berapa besar debit air yang kini dimanfaatkan dari sumber utama Bebeng. Namun, jika debit air mencukupi pemanfaatan air Bebeng bisa diperluas.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Rujedi Endro Suseno, mengatakan perbaikan dilakukan dengan secara gotong royong melibatkan warga di wilayah Sleman dan Klaten serta BPBD di dua kabupaten beda provinsi tersebut.

Baca Juga: 32 Alsintan Senilai Rp600 Juta Disalurkan ke Petani Boyolali

Rujedi menjelaskan di Klaten air dari Bebeng dimanfaatkan sebanyak 7.253 jiwa di tiga desa. Proses perbaikan dilakukan dengan mengerahkan alat berat. Untuk mendukung proses perbaikan tersebut, Pemkab Klaten menganggarkan Rp77 juta dari pos belanja tidak terduga APBD.

“Kendala proses perbaikan karena saat ini musim hujan, ada material yang sempat turun dan menutup lagi [sumber air induk Bebeng] sehingga harus kembali dilakukan pengerukan,” kata dia.

Kaur Perencanaan Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Jainu, membenarkan air sudah mengalir ke rumah warga di wilayah Panggang, Balerante, Sidorejo, serta Glagaharjo. “Air sudah mengalir sejak kemarin. Namun, pekerjaan belum selesai. Setelah pekerjaan pemasangan pipa selesai, kami masih ada pengerjaan pemasangan beronjong kawat sebagai pengaman dari sumber air. Karena masih musim hujan dan potensi banjir di sungai itu tinggi sehingga kami pasang beronjong kawat untuk pengaman sumber,” kata Jainu yang juga pengurus Guyub Bebeng.

Baca Juga: Krisis Air Bersih, 5 Desa di Tamansari Boyolali Keluarkan Rp2 Miliar

Sebelumnya, pipa induk mata air Bebeng rusak akibat diterjang banjir lahar hujan, Rabu (1/12/2021) sore. Kejadian itu membuat pasokan air untuk 15.000 jiwa di lereng Gunung Merapi wilayah Klaten dan Sleman macet.

Di Klaten, warga pemanfaat air dari mata air Bebeng berada di Desa Balerante, Panggang, dan Sidorejo yang seluruhnya berada di Kecamatan Kemalang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya