Soloraya
Senin, 18 Maret 2024 - 13:39 WIB

Air Sumur Layak Minum di Solo hanya 52,5%, Ini Penyebabnya

Candra Septian Bantara  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Air keran yang berasal dari sumur air tanah di salah satu masjid di Solo, Senin (18/3/2024). (Solopos.com/Candra Septian Bantara)

Solopos.com, SOLO–Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengawasan Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo pada 2022-2023 secara sampling di 80.085 lokasi sarana air di Solo, hanya 52,5% air yang layak minum. Sedangkan 47,5% sisanya berstatus tercemar.

Sarana air yang dilakukan pemeriksaan dan pengawasan oleh Dinkes meliputi saluran air PDAM, sumur dalam KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), dan sumur air tanah pribadi.

Advertisement

Namun, dari ketiga lokasi tersebut air sumur KSM dan sumur tanah pribadi yang memiliki tingkat pencemaran yang tinggi. Umumnya pencemaran yang terjadi di dua lokasi tersebut adalah adanya bakteri coli atau coliform, warna airnya keruh, dan sedikit berbau.

Staf Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja dan Olahraga Bidang Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Solo, Arif, menuturkan bahwa tingginya pencemaran air terutama air sumur di Solo tak lepas dari semakin padatnya penduduk dan pemukiman. Sehingga jarak ideal penggalian sumur air dengan tangki saptik (saptic tank) semakin menyempit.

Advertisement

Staf Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja dan Olahraga Bidang Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Solo, Arif, menuturkan bahwa tingginya pencemaran air terutama air sumur di Solo tak lepas dari semakin padatnya penduduk dan pemukiman. Sehingga jarak ideal penggalian sumur air dengan tangki saptik (saptic tank) semakin menyempit.

Padahal jarak ideal atau aman antara sumur air atau pompa air dengan tangki saptik minimal 10 meter. Guna menghindari kontaminasi kuman dan bakteri.

“Tingginya pencemaran air sumur di Solo tak lepas dari semakin padatnya penduduk dan pemukiman. Sehingga jarak sumur air dengan ledeng kurang dari 10 meter, itulah yang membuat risiko pencemarannya semakin tinggi,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com, Senin (18/3/2024).

Advertisement

Arif menyarankan masyarakat yang menggunakan air sumur sebagai kebutuhan air minum merebus atau memasaknya terlebih dahulu dengan suhu 100 derajat Celcius selama paling tidak 10 menit.

“Agar lebih aman ada baiknya masyarakat merebus atau memasak air dengan suhu 100 derajat Celcius selama 10 menit agar kuman atau bakterinya aman,” ujarnya.

Menurut Arif, bila air sumur sudah ada tanda-tanda berbau, berwarna, dan berasa ada baiknya tidak konsumsi terlebih dahulu. Hingga air tersebut kembali normal.

Advertisement

“Bagi masyarakat yang ingin menguji laboratorium kelayakan air sumurnya untuk dikonsumsi bisa melakukannya di PDAM Solo atau laboratorium lainnya,” jelas dia.

Sementara itu, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Toya Wening Solo melalui Bidang Humas (Hubungan Masyarakat), Wahyu, memastikan air PDAM yang disalurkan untuk warga Solo dalam status layak minum dan tidak tercemar. Meski tetap harus diolah dan dimasak dahulu.

“Kami pastikan air kita layak minum, karena kita rutin sebulan sekali melakukan pemeriksaan dan tes laboratorium. Namun tetap harus di masak terlebih dahulu airnya,” kata Wahyu saat ditemui Solopos.com, Senin (18/3/2024).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif