SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Lahan pertanian seluas 1.587 hektare (ha) dari Kecamatan Klego dan Andong tidak lagi mendapatkan kucuran air dari Waduk Bade sejak satu bulan terakhir. Pasalnya, waduk yang terletak di Desa Bade, Kecamatan Klego mengalami penyusutan elevasi secara drastis.

Penyusutan drastis elevasi air di Waduk Bade terjadi sejak empat bulan terakhir. Saat ini elevasi di waduk seluas 68 ha itu menyusut menjadi 235.70 meter dari atas permukaan laut (mdpl), dengan volume air 847.000 meter kubik.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Penyusutan elevasi air Waduk Bade mendorong petugas penjaga pintu air menutup saluran pembuangan. Penutupan bertujuan menghentikan penyaluran air untuk aktivitas pertanian.

“Jika tak dihentikan, maka waduk akan kering kerontang,” ucap petugas penjaga pintu air, Marji, 45, Jumat (9/10).

Ia menambahkan, penutupan dilakukan mulai 24 September. Pintu air akan kembali dibuka pada Januari atau bersamaan dengan masa tanam (MT I).

Marji mengatakan, saat ini para petani yang tetap melakukan aktivitas pertanian lebih mengandalkan sumur pantek. Sementara petani yang berada di wilayah rawan air bersih, memilih membiarkan lahan pertanian menjadi bera.

Menurut Marji, penguapan air waduk buatan tahun 1943 pada musim kemarau tahun ini cukup tinggi. Penguapan mengakibatkan area seluas 29 ha kini dimanfaatkan warga sekitar untuk aktivitas pertanian.

dwa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya