SOLOPOS.COM - Para pejabat menuruni perahu nelayan setibanya di bantaran WKO wilayah Desa Gilirejo Baru, Miri, Sragen, Jumat (1/4/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Rombongan pejabat di lingkup Pemkab Sragen mendatangi salah satu desa terpencil yakni Gilirejo di Kecamatan Miri, Jumat (1/4/2022) pagi. Mereka datang naik sepeda motor. Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, memimpin rombongan pejabat tersebut.

Mereka jauh-jauh datang untuk menyurvei lokasi pembangunan jembatan penghubung Desa Gilirejo dan Desa Gilirejo Baru. Jika terwujud, jembatan itu bakal menjadi salah satu jembatan terpanjang di Jawa Tengah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Gilirejo termasuk salah satu desa terpencil di Kabupaten Sragen, lokasinya ada di ujung barat laut. Desa itu terletak di bantaran Waduk Kedung Ombo (WKO). Untuk bisa sampai ke sana, Bupati dan para pejabat harus melewati jalan rusak yang cukup terjal dengan medan naik turun. Kondisi geografis wilayah Miri ini masuk deretan Pegunungan Kendeng lama dengan topografi berbukit-bukit.

Baca Juga: Sragen Dapat Rp15,3 Miliar dari Provinsi untuk Bangun Jembatan Gilirejo

Jembatan penghubung dua desa itu melintang di atas perairan WKO. Panjang jembatan itu diperkirakan mencapai 900 meter dengan rencana anggaran mencapai Rp90 miliar berdasarkan review desain oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen. Pada wawancara sebelumnya, DPU Sragen menyebut panjang jembatan tersebut sekitar 600 meter.

Pada 2022, Pemkab Sragen mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng senilai Rp15 miliar untuk pembangunan jembatan tersebut.

Lokasi yang disurvei Bupati dan pejabat itu merupakan tempat untuk pembangunan abutment atau struktur yang terletak pada ujung jembatan yang berfungsi sebagai tumpuan bentangan jembatan, yakni di tengah WKO dan di pinggir Desa Gilirejo Baru. Untuk mencapai ke lokasi itu, mereka harus menaiki perahu sejauh 1 km menyeberangi WKO.

“Ayo-ayo segera naik perahu. Jangan banyak-banyak!” teriak Yuni, sapaan Bupati.

Baca Juga: Sragen Bakal Punya Jembatan Terpanjang di Jateng, Kini Pembebasan Lahan

Sekretaris Daerah (Sekda), Tatag Prabawanto dan para asisten langsung menaiki perahu itu. Kepala Desa Gilirejo, Parjo, ikut serta dalam satu perahu dengan pejabat itu sebagai penunjuk arah. Mereka bergerak menyusuri perairan WKO dengan melewati keramba-keramba milik nelayan.

Butuh waktu 15 menit untuk tiba di pulau tengah WKO yang dijadikan tempat pembangunan abutment tengah. Di lokasi itu mereka tak turun perahu karena lokasinya yang penuh dengan semak belukar. Di perahu itu mereka berdoa supaya proses pembangunan jembatan bisa lancar semua.

Dari pulau kecil itu, mereka bergerak menuju pinggiran Desa Gilirejo Baru, tempat pembangunan abutment di ujung barat. Abutment di ujung timur berada di wilayah Desa Gilirejo. Di lokasi itu mereka turun dari perahu dan berdoa dipimpin tokoh agama setempat di tengah kebun jagung yang baru tumbuh berumur 25 hari.

“Saya memang melibatkan seluruh OPD sehingga ramai-ramai ke Gilirejo agar mereka memiliki spirit yang sama. Ini proyek strategis yang akan meningkatkan ekonomi masyarakat Gilirejo dan Gilirejo Baru. Saya ajak mereka survei untuk melihat kesiapan pembangunan jembatan sembari refreshing,” ujar Yuni saat berbincang dengan Solopos.com, di bantaran WKO.

Baca Juga: Dibangun di Sragen, Jembatan Terpanjang di Jateng Butuh Rp75 Miliar

Pembebasan Lahan

Yuni mengakui masih ada lahan yang belum selesai pembebasannya. Dia berharap pembebasan lahan jalan dan proses pembangunan jembatan pun jalan. Yuni berdoa bersama agar harapan dan keinginan menjadikan jembatan bermanfaat untuk masyarakat mendapatkan rida dari Tuhan.

“Semoga lancar, baik proses pekerjaannya, pembebasan lahannya, dan dananya. Tahun ini, kami mendapat bantuan Rp15 miliar dari provinsi untuk membangun abutmen di Gilirejo Baru dan di pulau tengah WKO. Jarak antar-abutment ini 360 meter,” ujar Yuni setelah berbincang dengan Kabid Bina Marga DPU Sragen Albert Pramono Soesanto.

Yuni menjelaskan nanti di wilayah Gilirejo ada abutment lagi. Di antara abutment itu, ujar dia, masih ada tiang-tiang penyangga karena jembatan ini panjangnya mencapai 900 meter.

“Jembatan ini akan membuka ekonomi masyarakat, terutama pariwisatanya. Gilirejo sudah mengajukan menjadi desa wisata dengan adanya Gunungsono itu. Kami akan kaji dulu. Para pemudanya memang inovatif membuat bukit di Gunungsono menjadi objek wisata menarik dengan pemandangan yang bagus,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya