SOLOPOS.COM - Guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memeragakan Senam Ceria dalam pembukaan Ajang Kreativitas Anak Usia Dini di halaman panggung hiburan Waduk Gajah Mungkur, Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Rabu (22/4/2015). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Ajang Kreativitas Anak Usia Dini menjadi ajang memberi petuah Bupati Wonogiri dan istrinya kepada warganya.

Solopos.com, WONOGIRI — Pengantin dan pasangan suami istri diminta tak hanya senang membikin anak sehingga mengabaikan pendidikan. Pengantin atau pasangan suami istri harus menjadi orang tua yang mampu mendidik anak mereka sehingga menjadi anak cerdas secara spiritual.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Seruan itu dikemukakan Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Wonogiri Tabitha Danar Rahmanto dalam acara Ajang Kreativitas Anak Usia Dini di halaman panggung hiburan Waduk Gajah Mungkur, Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Rabu (22/4/2015). “Semua pengantin dan pasangan suami istri pasti siap membuat anak. Namun, jangan senang membuat anak tetapi mengabaikan pendidikan. Pengantin dan pasangan suami istri harus menjadi orang tua yang menjadi panutan anak mereka.”

Tabitha menyatakan, pola pendidikan sekarang dengan dahulu berbeda. Menurutnya, dirinya didik oleh orang tuanya dengan cara-cara konvensional, seperti dimarahi apabila tidak melaksanakan perintah dan dicubit jika berbuat kesalahan.

“Kemarahan itu dilakukan di muka umum, di depan anak-anak. Pola mendidik semacam itu sudah bukan zaman. Orangtua tidak boleh marah dan tidak boleh melakukan tindakan fisik kepada anak.”

Usia Emas
Bupati Wonogiri Danar Rahmanto meminta orang tua mengikuti perkembangan zaman dalam memberi pemahaman kepada anak mereka. Dijelaskannya, usia satu tahun hingga lima tahun merupakan usia emas bagi anak.

Diibaratkan, sebuah adonan semen akan dibentuk menjadi apa tergantung dari pembentuk atau tukang. “Mau dibuat menghaluskan tembok, mau dibuat kotak dan sebagainya tergantung tukang.”

Bupati mengingatkan para orang tua agar tidak memberi makanan dari uang yang diperoleh tidak sewajarnya. “Penghasilan abu-abu mungkin masih bisa dibersihkan dengan bersedekah tetapi jika penghasilannya sudah doreng akan berakibat lain. Jadi beri nafkah anak dengan baik dan bergizi tanpa meninggalkan regulasi. Orangtua menjadi panutan anak sehingga pembelajaran tak harus dilakukan secara formal.”

Pada bagian lain, Bupati sependapat dengan istrinya bahwa pengantin tak boleh hanya pandai membikin anak, tetapi juga harus mampu menjadi orang tua yang mampu mengarahkan anak mereka.

Cari Wakil Wonogiri

Guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memeragakan Senam Ceria dalam pembukaan Ajang Kreativitas Anak Usia Dini di halaman panggung hiburan Waduk Gajah Mungkur, Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Rabu (22/4/2015). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memeragakan Senam Ceria dalam pembukaan Ajang Kreativitas Anak Usia Dini di halaman panggung hiburan Waduk Gajah Mungkur, Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Rabu (22/4/2015). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Kepala Disdik Wonogiri, Siswanto mengatakan, sebanyak 850 anak terlibat dalam Ajang Kreativitas Anak Usia Dini. Menurutnya, mereka akan mengikuti lomba sesuai jenjang taman kanak-kanak dan kelompok bermain.

“Ada 12 jenis perlombaan keceriaan anak usia dini. Seperti gerak dan lagu, meronce, mendongeng, menyanyi lagu wajib, bercerita dengan gambar. Pemenang lomba akan menjadi wakil Wonogiri di ajang serupa tingkat Provinsi Jateng pada 28 Mei mendatang di Purworejo.”

Dijelaskannya, Ajang Kreativitas Anak Usia Dini itu  bertujuan mewujudkan anak usia dini yang cerdas, terampil dan mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya