Soloraya
Jumat, 20 Februari 2015 - 21:50 WIB

AKADEMI SENI MANGKUNEGARAN : Akademisi Jepang Teliti Tradisi Kerajaan Jawa

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pura Mangkunegaran (JIBI/Solopos/Dok.)

Akademi Seni Mangkunegaran didatangi akademisi Jepang yang tradisi yang berlaku di kerajaan-kerajaan Jawa.

Solopos.com, SOLO — Puluhan dosen dan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Politik Universitas Kokushikan, Jepang, Jumat (20/2/2015), berkunjung ke Akademi Seni Mangkunegaran. Mereka bermaksud meneliti tradisi yang berlaku di kerajaan-kerajaan Jawa.

Advertisement

Rombongan akademisi tersebut antara lain Kepala Pusat Studi Asia-Jepang Universitas Kokushikan Prof. Tokubumi Shibata, peneliti batik dari Jepang yang juga Prof. Emeritus Universitas Kokushikan Prof. Masakatsu Tozu, CEO perusahaan Hosoo Masao Hosoo, peneliti kain ikat dari Jepang Machiko Watanabe, dan dosen Ilmu Politik asal Indonesia di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Politik Universitas Kokushikan, Mya Dwi Rostika.

“Baru tahun ini kami berkunjung ke Akademi Seni Mangkunegaran. Tujuan kami ke sini untuk penelitian tentang budaya keraton. Tahun ini [meneliti] tentang lifestyle di keraton. Biasanya, kami mengadakan kunjungan selama empat tahun bersama Mangkunegaran, Kasunanan, dan UNS,” kata Mya Dwi Rostika, saat dijumpai wartawan, di sela-sela kunjungan.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di lokasi, kedatangan dosen dan mahasiswa dari Jepang itu disambut dengan kesenian Jawa yang dipersembahan oleh murid Akademi Seni Mangkunegaran. Kesenian Jawa yang diperkenalkan itu antara lain wayang kulit, upacara adat, tari Gambyong Pare Anom, dan karawitan. Direktur Akademi Seni Mangkunegaran Ira Kusumarasri mengungkapkan kunjungan dari Jepang itu bisa dijadikan sebagai upaya untuk membangun kerja sama dengan Akademi Seni Mangkunegaran.

Advertisement

Menurut dia, kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan bisa dipelajari oleh siapa pun. “Dosen dan mahasiswa yang datang dari Jurusan Ilmu Politik. Akan lebib bagus memang jika mereka juga mempelajari budaya seni. Ya, ini upaya membangun networking,” jelas Ira.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif