Solopos.com, SOLO — Keraton Surakarta yang menjadi penerus Kerajaan Mataram Islam mengalami konflik pada pada abad ke-18, hingga membuatnya terpecah setelah konflik itu diakhiri lewat Perjanjian Giyanti, kemudian Perjanjian Salatiga.
Perjanjian Giyanti terekam dalam karya sastra Babad Giyanti yang mengisahkan tentang peristiwa palihan nagari atau terpecahnya Kerajaan Mataram Islam. Karya itu berbentuk tembang mocopat beraksara Jawa dan ditulis oleh Raden Mas Ngabehi Yasadipura I, antara 1776-an hingga1800-an.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.