SOLOPOS.COM - Pegawai Objek Wisata Lembah Gunung Madu Simo Boyolali mengarahkan dan menjaga portal untuk wisatawan yang akan berkunjung beberapa hari lalu. Pengunjung objek wisata i itu turun drastis setelah jalan Simo-Klego ditutup karena longsor pada Kamis (9/2/2023). (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALIJalan utama Simo-Klego menjadi satu-satunya akses menuju Wisata Lembah Gunung Madu (LGM) di Simo, Boyolali. Meski jalur ini ditutup sementara karena adanya longsor pada Kamis (9/2/2023), masyarakat tetap bisa mengunjungi wisata tersebut.

Admin Wisata Lembah Gunung Madu, Dwi Margarina, mengatakan walaupun jalur utama Simo-Klego menjadi akses satu-satunya ke LGM, warga masyarakat masih bisa berkunjung karena lokasi longsor berada di sisi utara LGM.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Begitu ada penutupan jalan, kami segera proses izin ke Polsek setempat. Jadi kejadian Kamis, Jumat langsung kami urus izinnya. Terus Polsek rapat ke DPU dan Satlantas. Baru Senin bisa mulai dibuka jalur khusus untuk ke wisata kami,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com, Minggu (19/2/2023).

Setelah memperoleh izin, pengelola LGM membuat banner pengarahan jika jalur utara ditutup total dan ada pembangunan proyek serta ada informasi terkait jalur khusus wisata.

Ia mengungkapkan portal di sebelah utara atau arah Klego ditutup total sehingga masyarakat bisa melewati jalan pintas atas lembah Gunung Madu di daerah Sirah. Lalu, dari arah selatan atau Simo, dibuka setengah portal untuk akses menuju Wisata Lembah Gunung Madu.

Dwi mengatakan di portal tersebut disiagakan karyawan dari LGM yang akan mengarahkan orang yang lewat. Jika ingin menuju LGM, akan diarahkan masuk setengah portal menuju tempat wisata. Namun, jika ingin ke arah Klego akan diarahkan menuju jalur alternatif.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan walau pengunjung turun drastis imbas longsor jalur utama Simo-Klego, karyawan tidak ada yang diliburkan. Mereka tetap bertugas membersihkan dan mengarahkan jalan menuju Wisata Lembah Gunung Madu.

“Strategi kami agar pengunjung bisa naik selama longsor, menggratiskan biaya parkir. Jadi hanya tiket masuk. Tiket masuk masih sama, senilai Rp10.000 per orang, anak di bawah lima tahun gratis. Kalau rombongan ada potongan,” jelasnya.

Dwi mengungkapkan saat ini sedang berlangsung proses perbaikan di jalur yang longsor. Ia berharap proyek itu dapat segera selesai sehingga LGM lebih ramai pengunjung dan karyawan dapat bekerja secara normal.

Ia juga mengatakan posisi jalan di sekitar LGM memang terlihat rawan longsor. Terlebih tebing yang berada di dekat jalan sudah terlihat banyak pohon yang miring.

“Apalagi ini hujan ya, rasanya jalan itu seperti miring. Kalau bisa nanti proses perbaikan tidak hanya yang di bagian longsor, tapi biasa semuanya, agar tidak terjadi hal serupa,” kata dia.

Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan karena jalur Simo-Klego merupakan jalur utama. Jalur alternatif yang melewati atas lembah Gunung Madu, kondisinya memprihatinkan, seperti licin dan berkabut saat hujan, dan beberapa masih berupa tanah.

Lantaran banyak orang yang tahunya LGM ditutup karena longsor, pengunjung di tempat wisatanya merosot drastis. Pada hari biasa pengunjung bisa mencapai 100-an orang, akan tetapi setelah longsor hanya 30-an orang.

Pada saat weekend biasanya mencapai 300-an orang. Setelah terjadi longsor, hanya sekitar 100-an pengunjung.

Sementara itu, Kepala DPUPR Boyolali, Ahmad Gojali, mengungkapkan setelah kejadian tanah longsor tersebut, DPUPR, Dinas Perhubungan (Dishub) Boyolali, dan instansi terkait melakukan penutupan jalan total.

Semua kendaraan dialihkan ke Jalan Senopati. Namun, ia meminta masyarakat hati-hati karena jalan tersebut licin saat dan setelah hujan. Penanganan selanjutnya menggunakan anggaran dari unit reaksi cepat (URC) untuk membangun talut di lokasi longsor sebesar Rp200 juta.

“Terkait talut kami usahakan segera ditangani, mungkin dalam satu-dua hari ini sudah berjalan. Diharapkan, satu bulan, aktivitas lalu lintas sudah bisa lewat situ lagi dengan catatan untuk kapasitas sesuai dengan kelas jalan, maksimal delapan ton,” ujarnya saat ditemui wartawan di Rumah Dinas Bupati Boyolali, Senin (13/2/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya