Soloraya
Minggu, 26 Maret 2023 - 14:17 WIB

Aksi Earth Hour, Merespons Isu Krusial Ambang Batas Suhu Global di 2030

Nova Malinda  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa memadamkan listrik secara simbolis pada acara Earth Hour 2023 yang berpusat di Balai Kota Solo, Sabtu (25/3/2023) malam. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO —Aksi Earth Hour, pemadaman lampu serta alat-alat elektronik selama satu jam pukul 20.30 sampai 21.30 di wilayah setempat pada Sabtu (25/3/2023), menjadi kampanye untuk mengingatkan tujuh tahun ke depan merupakan momen krusial untuk menghentikan kerusakan alam dan mengendalikan perubahan iklim.

Diprakarsai oleh World Wide Fund for Nature (WWF) WWF, Earth Hour dilakukan secara sinergi bersama 192 negara di dunia, salah satunya Indonesia. Ada sebanyak 21 kota di Indonesia turut menyemarakkan kampanye Earth Hour untuk menjaga bumi, termasuk Kota Solo.

Advertisement

Menurut WWF, waktu tujuh tahun ke depan menjadi waktu yang sangat penting untuk memastikan kondisi alam dan keanekaragaman hayati menjadi lebih baik ketika dekade berakhir. Yakni, dengan senatiasa menjaga suhu bumi berada di bawah ambang batas 1.5°C untuk menghindarkan bumi dari kerusakan permanen.

Melaui rilis resmi, CEO Yayasan WWF Indonesia, Aditya Bayunanda mengatakan Earth Hour menjadi hajatan terbesar bagi WWF diseluruh dunia untuk mengingatkan seluruh manusia untuk segera menyelamatkan bumi.

Diperlukan jutaan orang termasuk anak muda untuk dapat segera bertindak dan berpartisipasi aktif dalam melestarikan alam Indonesia.

Advertisement

“Tahun ini, kita memusatkan acara Earth Hour di Kota Solo, sebagai kota terpadat di Jawa Tengah, dan sudah pasti implikasinya adalah banyaknya sampah plastik, melalui momen ini kita mengajak masyarakat kota Solo untuk bijak menggunakan plastik dan mengelola plastik yang sudah terpakai,” ucap dia dalam rilis yang diterima Solopos.com, Minggu (26/3/2023).

Earth Hour menyerukan kepada individu, komunitas, dan sektor bisnis di seluruh dunia untuk mematikan lampu dan alat elektronik lainnya yang tidak digunakan dan memberikan Satu Jam untuk Bumi,untuk melakukan aksi yang positif bagi pelestarian Bumi.

Terdapat beragam macam untuk upaya pemulihan bumi, baik dengan cara bersih-bersih pantai, menanam pohon, memasak dengan sumber pangan lokal dan ramah lingkungan.

Advertisement

Aksi ini diharapkan mendapatkan perhatian warga dunia akan bahaya dari kerusakan alam dan perubahan iklim. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kristiana Haryanti merespons baik dan mendukung penuh kegiatan Earth Hour yang diadakan semalam.

“Dengan adanya pemadaman lampu dan alat elektronik lainnya pada (25/3/2023) pukul Pukul 20.30 WIB sampai pukul 21.30 WIB, kita dapat menghemat energi dan menjadikan bumi ini lestari,” ucap dia saat dihubungi Solopos.com, Minggu (26/3/2023).

Earth Hour 2023 hangat diperbincangkan setelah Perjanjian Kunming-Montreal yang bersejarah di COP15, Desember tahun lalu dimana pada saat itu negara-negara yang berpartisipasi sepakat untuk menghentikan dan mengembalikan hilangnya keanekaragaman hayati pada 2030.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif