SOLOPOS.COM - Aparat polisi menyeret pedagang asongan yang memblokir perjalanan KA Sri Tanjung di Stasiun Klaten, Kamis (4/7/2013). Bentrok fisik tak dapat dihindarkan setelah pedagang tidak diizinkan memasuki gerbong kereta untuk menjajakkan dagangan. (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)


Aparat polisi menyeret pedagang asongan yang memblokir perjalanan KA Sri Tanjung di Stasiun Klaten, Kamis (4/7/2013). Bentrok fisik tak dapat dihindarkan setelah pedagang tidak diizinkan memasuki gerbong kereta untuk menjajakkan dagangan. (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Salah seorang pedagang asongan di Klaten menyelutuk polisi membekingi PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Menanggapi hal tersebut, Kapolres Klaten, AKBP Y Ragil Heru Susetyo, dengan tegas membantahnya.

“Boleh atau tidak [berjualan di dalam gerbong ] bukan kewenangan Polres, kami bertindak bukan karena membekingi PT KAI,” tegasnya, Kamis (4/7/2013).

Kapolres dalam kesempatan tersebut  juga memediasi pedagang asongan dengan menghadirkan pejabat KAI Daop VI Jogjakarta, Edi W. Dalam kesempatan tersebut Edi tetap mengimbau pedagang asongan berjualan di luar dan bukan di dalam gerbong.

Diberitakan sebelumnya, bentrok fisik tidak dapat terhindarkan saat aparat polisi berusaha menghalangi niat puluhan pedagang asongan yang memblokir perjalanan KA Sri Tanjung di Stasiun Klaten, Kamis. Akibat kejadian itu, seorang pedagang asongan bernama Kasmi, 33, harus dilarikan ke rumah sakit karena pingsan.

KA Sri Tanjung yang tiba di Stasiun Klaten pada pukul 08.10 WIB pun tak bisa melanjutkan perjalanannya. KA yang membawa ratusan penumpang itu baru bisa meninggalkan Stasiun Klaten pada pukul 08.48 WIB.

Percecokan dimulai saat pedagang yang berusaha memasuki gerbong KA dihalangi oleh petugas PT KAI. Salah seorang pedagang bernama Purwanti mengalami lebam di bagian dahi akibat terkena sikut petugas KAI. Hal itu memantik emosi dari pedagang asongan lain.

Setelah tak bisa masuk gerbong, puluhan pedagang berlarian menuju bagian depan lokomotif. Mereka menaruh barang dagangan di atas rel KA. Percekcokan antara pedagang dan petugas kembali pecah.

Kapolsekta Klaten, AKP Heru Setyaningsih, yang berada di lokasi berusaha menjadi mediator antara pedagang dan petugas PT KAI. “Mari kita bicarakan baik-baik masalah ini. Jangan sampai mempertaruhkan nyawa untuk menyelesaikan masalah,” papar Heru.

Akan tetapi, mediasi di atas rel KA itu tak membuahkan hasil. Para pedagang bersikukuh tak mau meninggalkan rel KA. Akhir puluhan polisi mengambil sikap tegas. Mereka menarik paksa pedagang yang menghalangi laju KA. Sejumlah pedagang terjungkal akibat bentrokan itu. Pedagang juga memberi perlawanan.

Salah seorang polisi sempat terjungkal ke atas rel ketika KA Sri Tanjung hendak melanjutkan perjalanan. Pedagang yang lepas dari cengkraman polisi berusaha kembali ke atas rel kendati KA Sri Tanjung sudah berjalan lambat. Sontak hal itu membuat polisi berlarian untuk mengamankannya.

“Kami mau mati saja kalau tetap dihalangi berjualan. Kami ini orang kecil yang butuh dilindungi, bukan malah diperlakukan kasar,” teriak Kasmi beberapa saat sebelum dia pingsan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya