Soloraya
Jumat, 5 Juli 2013 - 10:13 WIB

AKSI PEDAGANG : Polsuska dan Pedagang Asongan Ricuh, Polisi Datang Terlambat

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pedagang asongan dihalangi polisi khusus KA (polsuska) saat akan memasuki gerbong Kereta Api (KA) Sri Tanjung, di Stasiun Klaten, Jumat (5/7/2013). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)


Seorang pedagang asongan dihalangi polisi khusus KA (polsuska) saat akan memasuki gerbong Kereta Api (KA) Sri Tanjung, di Stasiun Klaten, Jumat (5/7/2013). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN–Upaya pedagang asongan memasuki gerbong Kereta Api (KA) Sri Tanjung yang dihalangi polisi khusus KA (polsuska) di Stasiun Klaten kembali berbuntut kericuhan, Jumat (6/7/2013).

Advertisement

Pengamatan Solopos.com di lokasi, KA Sri Tanjung kelas ekonomi jurusan Lempuyangan-Banyuwangi tiba di Stasiun Klaten pukul 08.06 WIB. Di sela-sela menaikkan dan menurunkan penumpang, pedagang asongan berusaha menerobos pintu masuk KA. Akan tetapi, upaya mereka dihalang-halangi oleh polsuska.

Sempat terjadi keributan di depan pintu gerbong. Pedagang tidak sempat memblokir jalur KA karena KA Sri Tanjung buru-buru meninggalkan stasiun.

Setelah KA pergi, percekcokan dan aksi dorong-mendorong terjadi antara pedagang dan polsuska. Adu mulut antara pedagang dan polsuska kembali berlanjut di kompleks stasiun KA. Suasana ribut itu menyita perhatian calon penumpang yang berada di ruang tunggu stasiun. Ironisnya saat kericuhan berlangsung, tidak ada satupun polisi yang melerai keributan antara pedagang dan polsuska. Puluhan polisi baru tiba di Stasiun Klaten beberapa saat setelah terjadi keributan.

Advertisement

Seusai ricuh pedagang kasih berorasi di kompleks Stasiun Klaten. pedagang mengelu-elukan sosok Joko Widodo yang dianggap memperhatikan nasib wong cilik. Mereka juga menyanyikan lagu berjudul Iwak peyek yang diliriknya diplesetkan tentang perjuangan mereka.

“Kami tidak tahu sampai kapan akan berhenti berjuang. Setiap hari kami akan berusaha masuk gerbong KA karena di sana tempat kami mengais rizeki,” papar Ane Herawati, 36, salah seorang asongan saat ditemui di lokasi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif