SOLOPOS.COM - Puluhan warga Giriwoyo yang tergabung dalam paguyuban Aja Khawatir menggelar aksi ujuk rasa menolak pembangunan babrik semen dan penambangan di kantor Pemkab Wonogiri, Rabu (3/6). (JIBI/Solopos/Muhammad Ismail)

Aksi warga Giriwoyo, Wonogiri menolak pembangunan pabrik semen dilakukan dengan demo di Kantor Pemkab dan DPRD.

Solopos.com, WONOGIRI-Puluhan warga Giriwoyo yang tergabung dalam paguyuban Aja Khawatir (jangan takut) menggelar aksi unjuk rasa menolak pembangunan pabrik semen di kantor Pemkab Wonogiri dan DPRD, Rabu (3/6/2015). Warga khawatir pembangunan pabrik semen itu akan merampas lahan pertanian milik petani.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Koordinator aksi, Mulyadi, mengatakan warga yang ikut dalam aksi ini berasal dari empat desa yakni Tirtosworo, Guwotirto, Sejati, dan Girikikis. Warga menolak tegas pendirian pabrik semen PT Ultratech Mining Indonesia.
“Kami menolak aktivitas penambangan dalam bentuk apapun termasuk pendirian pabrik semen,” ujar Mulyadi saat ditemui wartawan di pendapa Pemkab, Rabu.

Pantauan solopos.com, aksi itu mendapatkan penjagaan ketat dari Polres Wonogiri. Pengunjuk rasa datang ke kantor Pemkab pukul 09.00 WIB dengan menggunakan tujuh mini bus. Di pendapa mereka membawa sejumlah spanduk bertema menolak pabrik semen dan berorasi di depan Bupati sambil menyanyikan yel-yel tolak aktivitas penambangan.

Menurut Mulyadi, penambangan di Girowoyo tidak akan menimbulkan dampak positif ke warga. Atas pertimbangan tersebut, kata dia, warga memilih lebih tetap menjadi petani dari pada buruh pabrik.

“Pembangunan pabrik semen dan penambangan akan merusak sumber mata air di empat desa. Setelah ada penambangan masuk, warga menjadi tidak rukun,” kata dia.
Dia mengakui setelah Pemkab membuka ruang investasi pertambangan di Giriwoyo warga menjadi resah.

Dia menuntut Pemkab mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi batu gamping oleh PT Ultratech Mining Indonesia yang telah dikeluarkan Pemkab tanggal 28 September 2011.

Senada diungkapkan warga Girikikis, Sumito. Menurut dia, di Girikikis ada sekitar 30 warga yang tinggal di daerah dekat penambangan. Selama ini warga khawatir penambangan itu akan merusak aset seperti jalan desa.

“Kami ingin Pemkab segera mencabut izin penambangan dan pembangunan pabrik semen,” kata dia.

Dia menambahkan ada lima paguyuban yang dibentuk warga untuk menolak penambangan dan pabrik semen. Lima paguyuban itu yani Paguyuban Sendang Bodro Sejati, Paguyuban Guo Kisworo, Paguyuban Save Gunung Sewu, Paguyuban Manunggal Roso, dan Paguyuban Guo Sejati. “Aksi kali ini kami bergabung dalam paguyuban Aja Khawatir,” kata dia.

Sementara itu, Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto, mengaku akan mempertimbangkan masukan dari warga. Dia siap berada di garis paling depan mengagalkan pembangunan pabrik semen.

“Jika warga yang menolak jumlahnya mencapai 25% lebih, saya akan dukung,” kata dia.

Danar meminta warga yang menolak jangan mengintervensi warga yang mendukung. Warga yang menolak ini belum dapat mengambarkan secara global warga di Giriwoyo.
“Giriwoyo merupakan daerah dengan kondisi tanah berkapur. Jika warga memilih untuk mengintensifkan pertanian dari pada pertambangan, harus adanya kajian ulang soal potensi pertanian itu,” kata dia.

Terpisah, Ketua DPRD Wonogiri, Setyo Sukarno, meminta warga berptokan pada Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Wonogiri. Selama ini, DTRK di Giriwoyo belum jelas.

“Persoalan ini akan kami sampaikan ke komisi terkait untuk menindaklanjuti aspirasi warga,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya