Klaten (Solopos.com)–Aksi damai digelar puluhan aktivis peduli kekerasan terhadap perempuan dan anak, Senin (5/12/2011) siang, sebagai kampanye 16 hari anti kekerasan. Para aktivis berjalan kaki mulai dari Pemkab Klaten menuju simpang empat Tugu Perwari.
Berdasarkan pantauan Solopos.com, puluhan aktivis berasal dari mahasiswa, organisasi massa, serta instansi pemerintahan. Aksi diwarnai dengan pembagian pin dan leaflet kepada para pengguna jalan yang melintas.
Dalam aksi tersebut juga digelar teatrikal tentang kekerasan perempuan dalam rumah tangga di Bundaran Adipura, simpang tiga Pemkab Klaten.
Ditemui di sela-sela aksi, Sekretaris Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Klaten, Hariyadi, menuturkan aksi tersebut digelar sebagai keprihatinan atas tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Klaten selama ini.
Ditambahkannya, aksi tersebut juga dimaksudkan agar masyarakat memiliki tanggung jawab untuk peduli terhadap kekerasan yang dialami perempuan dan anak. “Ibarat traffic light, aksi kekerasan di Klaten sudah mencapai lampu merah. Sehingga perlu adanya kesadaran agar kejadian seperti itu mulai berkurang,” ungkapnya.
Sementara itu, Pendamping Forum perlindungan Anak Klaten (Forankla), Ery Pratama Putra, menuturkan catatan kasus yang semakin meningkat justru menunjukkan bahwa masyarakat peduli kekerasan terhadap anak. “Menurut saya bukan karena kekerasan semakin meningkat, melainkan kepedulian dan keterbukaan mereka terhadap kekerasan yang dialami semakin meningkat,” katanya.
(m103)