SOLOPOS.COM - Anggota Fraksi PKB DPR, Luluk Nur Hamidah, bersama Ketua Umum Badan Persaudaraan Antariman atau Berani, Lorens Manuputty, saat diwawancara wartawan di Hotel Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH) Solo, Senin (13/3/2023). (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Seratusan agamawan atau pegiat lintas iman dari Kabupaten Sragen, Karanganyar, dan Wonogiri, mengikuti dialog dengan anggota Fraksi PKB DPR, Luluk Nur Hamidah, dan Ketua Umum Badan Persaudaraan Antariman (Berani), Lorens Manuputty, di di Hotel Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH) Solo, Senin (13/3/2023).

Pertemuan yang berlangsung sekira tiga jam itu membahas sejumlah isu strategis kebangsaan dan masyarakat. Seperti pembangunan sektor pertanian dan kondisi riil saat ini. Mereka menekankan pertanian merupakan sektor strategis karena terkait ketersediaan pangan nasional. Sektor ini masih perlu banyak dibenahi dan ditata.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Memastikan hak hidup, hak pangan, dan ini berarti harus diupayakan betul agar kerja-kerja petani dan sektor pertanian bisa tetap terlindungi. Kalau kemudian sampai hak pangan, hak kehidupan yang merupakan hak dasar manusia itu tidak terpenuhi, melalui kerja-kerja petani kan berarti ada sesuatu yang salah, keliru,” ujar Luluk.

Dia menekankan pentingnya untuk menghadirkan kesadaran dan tanggung jawab kolektif masyarakat dalam pembangunan masyarakat. Tidak terkecuali melihat kacamata para aktivis lintas agama melihat pembangunan sektor pertanian. Sebab di sektor ini diakui bersama masih banyak persoalan yang harus diatasi.

Seperti terus berkurangnya jumlah petani dikarenakan fenomena generasi muda tidak mau turun ke sawah. Kondisi itu disebabkan kondisi para petani yang masih identik dengan kemiskinan atau tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup. Bila tren ini terus terjadi, jumlah petani nasional akan terus berkurang serta habis.

“Para anak muda melihat petani ini identik dengan kemiskinan, tidak bisa mensejahterakan, tidak bisa cukup. Bahkan untuk sekedar membiayai keluarga. Dan itu kan persepsi yang dirasakan oleh orang-orang muda. Para agamawan tentu penting untuk menjadi alat kontrol terkait jalannya pembangunan,” imbuh dia.

Menurut Luluk, para agamawan bisa menjadi kekuatan moral yang turut mengambil bagian dalam mengawasai kebijakan-kebijakan pertanian dan penerapannya di lapangan. Dialog siang itu juga menyinggung pentingnya menjaga kehidupan beragama masyarakat dengan selalu menggaungkan sikap-sikap penuh toleransi.

Menempatkan nilai kemanusiaan sebagai panggilan agama. Pendapat senada disampaikan Lorens Manuputty. Menurut dia, Berani tidak hanya melihat dari kacamata keimanan, tapi Berani peduli terhadap hal-hal umum yang menyangkut kehidupan dasar masyarakat. Bagaimana sektor itu harus bisa benar-benar terpenuhi.

“Kami mendorong ada putra-putri daerah yang berani tampil berjuang dan mendukung kaum petani. Saya sebagai Ketua Umum Berani akan betul-betul serius dengan hal itu, karena ini wujud dari kesetaraan, bahwa Mbak Luluk hadir untuk memperjuangkan saudara-sudara kita yang dalam tanda kutip minoritas,” tegas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya