Soloraya
Minggu, 17 Oktober 2010 - 08:44 WIB

Aktivitas Merapi didominasi pada kegempaan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Meningkatnya status Gunung Merapi dari normal ke waspada itu lebih didominasi pada aktivitas kegempaan, baik vulkanik dalam maupun dangkal.

“Lebih dominan pada vulkanik dalam dan dangkal,” ujar Staf Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Dewi Sri kepada wartawan seusai sosialisasi di Desa Tlogolele, Selo, Sabtu (16/10).

Advertisement

Dewi menjelaskan dari data BPPTK, hingga Jumat (15/10), guguran tercatat sebanyak 30 kali, gempa fase banyak 246 kali, gempa vulkanik dalam enam kali dan gempa vulkanik dangkal sebanyak 24 kali. Sedang, guguran, jelas Dewi, mengalami peningkatan sedikit demi sedikit.

Guguran itu, menurut Dewi, juga merupakan material lama yang terdorong karena adanya peningkatan aktivitas. Namun, hingga kini, pihak BPPTK belum mengetahui arah guguran dan jarak luncur. Hal itu dikarenakan Merapi sering tertutup kabut.
“Jarak (luncuran) belum bisa kami tentukan, karena sering tertutup kabut. Tetapi dari peralatan seismograf, ada yang mencapai 1,5 kilometer dan hingga mencapai empat kilometer,” tandas Dewi.

Dewi menambahkan hingga saat ini juga belum ada tanda-tanda munculnya kubah baru di puncak Merapi. “Masih terlalu dini untuk prediksi arah letusan Merapi,” tandas dia.

Advertisement

Diakuinya, Gunung Merapi memiliki karakteristik tersendiri setiap terjadi letusan. Menurut Dewi, setiap letusan bisa diketahui gejala awalnya baik visual maupun instrumental seperti deformasi, geokimia maupun seismisitasnya. Namun, jelas Dewi, gejala awal letusan Merapi itu tidak sama.

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Aktivtas Kegempaan Merapi
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif