SOLOPOS.COM - Warga lereng Merapi berkumpul di titik evakuasi yang ada di lapangan Keputran, Kecamatan kemalang, Kamis (27/3/2014). Mereka khawatir karena sempat terjadi peningkatan aktivitas Merapi yang ditandai dengan suara gemuruh disertai hujan abu. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Puluhan siswa SDN 1 Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, trauma akibat adanya peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang terjadi pada Kamis (27/3/2014) siang. Akibatnya, puluhan siswa tersebut tidak masuk sekolah dan memilih belajar di rumah, Jumat (28/3/2014).

Pantauan Solopos.com di SDN 1 Sidorejo, Jumat, belasan bangku yang ada di sejumlah ruang kelas sekolah setempat kosong. Padahal, kegiatan belajar mengajar (KBM) berjalan seperti biasa meski sempat terjadi peningkatan aktivitas Merapi pada Kamis lalu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sementara, kawasan setempat masih tertutup abu vulkanis yang cukup tebal. Beberapa siswa pun terlihat mengenakan masker untuk menghindari pekatnya abu vulkanis yang masih menempel di bangunan sekolah. Salah satu guru SDN 1 Sidorejo, Wijiyono, mengatakan dari 143 siswa kelas I-VI, yang tidak masuk sekolah pada Jumat hampir mencapai 25 % atau sekitar 37 siswa. “Mereka tidak masuk sekolah karena masih trauma dengan musibah gunung meletus, sehingga mereka belajar di rumah,” paparnya kepada wartawan di lokasi, Jumat.

Siswa yang tidak masuk sekolah tersebut, sambungnya, sudah diizinkan oleh orang tua mereka. “Selain dari siswanya yang takut, orang tuanya juga banyak yang trauma. Makanya, banyak orangtua yang tidak memberikan izin kepada anak mereka untuk sekolah sementara waktu ini,” katanya.

Salah satu siswa kelas V, Bayu Cahyadi, mengatakan ada 11 siswa di kelasnya yang tidak masuk pada Jumat. “Jumlah siswa kelas V ada 31, yang tidak masuk ada 11 siswa. Mereka pada takut gunung meletus, jadi tidak sekolah,” paparnya kepada wartawan di lokasi, Jumat.

Sebenarnya, Bayu juga mengaku takut setelah Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitasnya kemarin Kamis. “Sebenarnya saya juga takut, tapi bagaimana lagi kan ini belajar,” imbuhnya.

Saking takutnya, beberapa orang tua siswa bahkan sampai menunggu anaknya sekolah. Orang tua siswa itu khawatir jika Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitasnya saat anak-anak mereka sedang sekolah. Salah satu warga Karangbutan, Sidorejo, Kemalang, Tugiyem, bahkan rela mengantar hingga menunggu anaknya selesai sekolah. Padahal, biasanya anaknya berani berangkat ke sekolah dan pulang sendiri.

“Anak saya yang sudah kelas II SD biasanya berangkat sekolah sendiri. Namun, karena trauma Merapi meletus saya antar dan tunggu di sekolah sampai selesai saja,” katanya kepada wartawan di lokasi, Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya