SOLOPOS.COM - Pedagang di Pasar Boyolali Kota, Ari Sumartini, 46, menunjukkan stok minyak goreng curah, Rabu (23/3/2022).(Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Sejumlah pedagang di Pasar Boyolali Kota, Rabu (23/3/2022), mengaku masih sulit mendapatkan stok minyak goreng curah. Rata-rata para pedagang mengaku stok telah habis pada Selasa (22/3/2022) dan belum mendapatkan stok minyak goreng curah lagi.

Salah satu pedagang di Pasar Boyolali Kota, Ari Sumartini, 44, mengaku harus antre untuk kulak minyak goreng curah di Pasar Legi Solo. “Antrean buka jam 2 siang, jadi sebelum jam 2 saya sudah antre jeriken begitu. Saya telat satu jam gitu minyak goreng curah sudah habis,” ungkapnya kepada Solopos.com, Rabu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ari mengaku menjual harga minyak goreng curah dengan harga Rp20.000 per kilogram alias lebih mahal ketimbang harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Ia menyatakan telah mengetahui tentang HET minyak goreng curah sebesar Rp15.500 per kilogram yang ditetapkan pemerintah. Tapi ia mengaku tidak bisa menjual sesuai HET. “Masa mau dijual Rp15.500, padahal harga kulakan sudah lebih dari itu. Saya juga harus antre, kemudian harus ke Solo. Rugi dong nanti,” ungkap dia.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Naik & Langka, Ukuran Mentho Boyolali Mengecil

Ari mengaku stok minyak goreng curah di tempatnya juga mulai menipis karena banyaknya peminat minyak goreng curah di lapaknya.

“Ini tinggal satu bungkus, kondisinya memang habis. Kemarin saya baru kulakan, langsung habis. Sudah pada dipesan pas saya di rumah, saya ke pasar paling hanya membawa lima sampai enam kilogram minyak goreng curah. Pada cari soalnya lebih murah,” jelas dia.

Ari juga mengaku pernah berjualan minyak goreng kemasan. Namun, ketika harga minyak goreng kemasan mulai melambung tinggi, ia memilih menjual minyak goreng curah. Ia mengaku kasihan dengan pembeli jika harga minyak goreng yang dijualnya mahal.

“Harapannya segera diturunkan harganya, kemudian stok barang tolong jangan susah-susah. Dipermudah begitu biar tidak usah antre,” kata dia.

Baca juga: Walah, Perpusda Boyolali Ternyata Baru Punya 1 Buku Braille

Sementara itu, pedagang minyak goreng curah yang lain, Heni Nilasari, 44, mengaku stok minyak goreng curah di tokonya juga kosong.

“Ada begitu pagi satu orang beli satu kilogram, kemudian sore beli lagi. Katanya minyak goreng curah saya bagus dan lebih murah. Yang lain katanya jual Rp22.000 – Rp23.000. Saya jualnya Rp20.000 per kilogram,” ungkap dia.

Harga Eceran Tertinggi Pemerintah 

Lebih lanjut, Heni mengaku stok minyak goreng dari distributor juga kosong sehingga banyak pedagang yang kehabisan minyak goreng curah.

“Dari distributor minyak goreng curahnya kosong, minyak goreng curah seperti hilang ya. Untuk HET kami tahu yang ditetapkan pemerintah, tapi bagaimana lagi barangnya memang susah didapat,” kata dia.

Baca juga: Capaian Vaksinasi Booster di Boyolali Rendah, Ternyata Ini Kendalanya

Heni kemudian mengungkapkan kendala yang dihadapi saat ini. Selain minyak goreng curah sulit didapatkan, dia juga sering berhadapan dengan pembeli yang mengira tokonya mendapatkan minyak goreng curah bersubsidi.

Heni berharap pemerintah dapat menyelesaikan kasus kelangkaan minyak goreng curah di pasaran. Ia menyarankan pemerintah untuk langsung mengintervensi pabrik minyak dibanding mengintervensi distributor minyak.

“Jadi pemerintah mending membuat minyak khusus untuk subsidi masyarakat. Jadi tidak menghilangkan minyak-minyak lain seperti ini. Tapi kalau memang seperti ini lagi, minyak goreng curah bakal hilang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya