SOLOPOS.COM - Petugas melakukan sosialisasi secara keliling di di kawasan Jembatan Nusantara yang terletak di Jalan Lingkar Kota, Desa Pare, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, beberapa waktu lalu. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebagian warga Wonogiri menjalankan protokol kesehatan hanya dalam kondisi tertentu. Hal itu karena mereka menganggap kondisi sekarang ini sudah seperti normal, meski sejatinya masih ada wabah Covid-19. Alhasil, mereka

Warga Pare, Selogiri, Wonogiri, Iwan, 36, mengaku khawatir terinfeksi Covid-19 saat ada banyak kasus terkonfirmasi positif di Wonogiri. Dia mencontohkan saat ada lonjakan kasus terkonfirmasi positif dari klaster Sempon, Jatisrono.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Saat khawatir dia cukup rajin menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, dan lainnya. Namun, setelah kasus terkonfirmasi positif turun drastis kekhawatirannya ikut turun.

“Seperti sekarang ini [saat kasus terkonfirmasi positif sedikit] saya tetap khawatir, terutama saat berada di luar kampung. Tapi tak sekhawatir ketika ada banyak kasus positif,” ucap Iwan saat ditemui Solopos.com, Minggu (23/8/2020).

Tangis Ayah Korban Pembunuhan di Baki Sukoharjo Pecah di Kantor Polisi

Saat tak terlalu khawatir dia menjalankan protokol kesehatan seadanya. Seperti memakai masker hanya saat-saat tertentu, tak terlalu memperhatikan jarak saat berkomunikasi dengan orang, dan jarang mencuci tangan. Bahkan, saat berada di rumah dan di lingkungan sekitar, kekhawatirannya seperti lenyap.

Dia sama sekali tak menjalankan protokol kesehatan, meski ketika berbincang dengan teman atau para tetangga. Hal itu karena Iwan meyakini teman atau tetangganya sehat lantaran sering berjumpa. Pada sisi lain dia menyadari siapa pun bisa saja membawa virus corona.

“Kalau di rumah atau saat berada di kampung sendiri rasanya sudah normal, seperti tak ada corona. Ya kumpul sama teman-teman enggak pakai masker, ngobrol lama tanpa jaga jarak, seperti biasanya lah,” imbuh Iwan.

Kebanyakan Orang

Dia meyakini hal yang dirasakannya itu dirasakan kebanyakan orang. Iwan mengaku jarang melihat orang yang konsisten disiplin menjalankan protokol pencegahan penularan Covid-19. Dia mendapati banyak orang memakai masker hanya saat berhadapan dengan orang tak dikenal. Namun, ketika berhadapan dengan orang yang dikenal mereka tak memakai masker.

“Ada juga yang aneh. Ada orang yang aktif mengingatkan agar orang lain tak berkumpul di tempat tertentu atau tak menerima tamu dari luar daerah, Jakarta misalnya. Tapi setelah mengingatkan dia malah berkumpul dengan teman-temannya juga tanpa jaga jarak dan tanpa masker. Dia sendiri juga menerima tamu dari luar daerah,” ujar Iwan.

Menurut dia sekarang ini kebanyakan orang, termasuk di Wonogiri, menjalankan protokol kesehatan hanya saat tertentu agar mendapat kesan mematuhi protokol. Iwan tak melihat mereka menjalankan protokol kesehatan atas kesadaran untuk mengantisipasi segala kemungkinan terburuk.

Fakta Unik Ozie Si Pemeran Bu Tejo yang Julid di Film Tilik

Dia mengibaratkan seperti orang memakai helm. Dia menyebut tak sedikit orang memakai helm agar tak ditilang polisi, bukan karena menjaga keselamatan saat berkendara. “Kebanyak orang itu salah satunya saya,” ulas dia.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menilai tak semua orang paham soal new normal. Dia khawatir warga mengartikannya justru sudah benar-benar normal. Oleh karena itu hingga kini dia belum membuat kebijakan membuka alun-alun dan tempat wisata. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wonogiri itu tak ingin ada klaster baru lagi di daerahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya