SOLOPOS.COM - Pelanggan menikmati mi ayam di warung Mi Ayam-Bakso Pak Suro, Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Klaten, Selasa (13/6/2023). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENMi Ayam Bakso Pak Suro, Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Klaten, dikenal sebagai mi ayam dengan harga murah meriah tapi nikmat. Pemiliknya, Cipto Wiyono, 74, mengatakan tak ada alasan khusus ia menjual mi ayamnya dengan harga ekonomis.

“Tidak tahu ya. Yang penting saya bisa ngeliwet [menanak nasi]. Dengan harga segitu saya tetap untung,” kata Cipto saat ditanya alasannya menjual mi ayam dengan harga ekonomis, Selasa (13/5/2023) siang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Cipto mengaku pernah ditegur seseorang terkait harga mi ayam yang dia jual terlalu murah. Namun, Cipto tak ambil pusing. “Yang penting saya tidak utang,” jelas dia.

Cipto dibantu istrinya mengelola warung mi ayam bakso Pak Suro di Prambanan, Klaten, sejak 1974. Buka setiap hari dari pukul 06.30 WIB hingga pukul 17.30 WIB, warung mi ayam Pak Suro tak pernah sepi.

Pembeli silih berganti mampir ke warung sederhana di tepi jalan raya Manisrenggo-Prambanan tepatnya di simpang tiga Pasar Kridomulyo. Mereka mengakui selain murah, mi ayam buata Cipto rasanya enak dan khas.

Seperti diberitakan sebelumnya, Warung Mi Ayam Baso Pak Suro tak pernah sepi sejak awal buka hampir 50 tahun lalu. Salah satu faktornya karena harganya yang murah meriah meski dengan komposisi seperti mi ayam pada umumnya.

Satu mangkuk mi ayam seharga Rp4.000 berisi mi, ayam, sawi, dan ditambah bakso ukuran kecil empat butir. Tak hanya mi ayam, harga minumannya pun murah meriah. Satu gelas es teh serta es jeruk Rp2.000. Untuk kopi Rp3.000 per gelas.

Belajar Bikin Mi Ayam Autodidak

Dengan merogoh kocek Rp6.000, pembeli sudah bisa menikmati seporsi mi ayam plus minuman di warung Pak Suro, Prambanan, Klaten. Cipto belajar membikin resep mi ayam secara autodidak. Tidak ada yang mengajarinya membuat sajian yang disukai banyak orang tersebut.

Dia hanya bermodal coba-coba. “Saya mengawur saja,” kata Cipto. Hasil coba-cobanya ternyata disukai banyak pelanggan dan eksis hingga kini. Harga yang dia tawarkan pun terus meningkat sejak kali pertama berjualan pada 1974 lalu.

“Pertama itu Rp500. Kemudian jadi Rp1.500 dan menjadi Rp2.000 per porsi. Kemudian menjadi Rp3.000 per porsi dan itu bertahan sangat lama. Baru setahun ini naik Rp1.000 menjadi Rp4.000 per porsi. Harganya naik karena pada waktu itu minyak goreng sulit,” kata Cipto.

Dalam sehari, Cipto bisa menjual ratusan porsi mi ayam. Setiap 5 kg mi bisa untuk menyediakan 80 mangkuk mi ayam. Sementara rata-rata per hari dia menghabiskan 15 kg-20 kg mi guna menyediakan pesanan para pelanggan. Saat akhir pekan atau hari libur tiba, Cipto bisa mengolah 30 kg mi.

Selain warung mi ayam di simpang tiga Pasar Kridomulyo, warung mi ayam Pak Suro memiliki satu cabang di wilayah Kecamatan Manisrenggo. Selain itu, seorang anaknya kini juga jualan mi ayam keliling kampung. Harganya pun sama alias murah meriah, Rp4.000 per mangkuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya