Soloraya
Sabtu, 9 Oktober 2021 - 15:29 WIB

Alga Bikinan Klaten Mendunia, Jadi Makanan Astronaut Rusia dan Amerika

Ponco Suseno  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi di unit produksi Mikroalga-Algapark di Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Sabtu (9/10/2021). Alga bikinan kawula muda di Sidowayah itu dinilai sebagai lumbung gizi masa depan telah berkualitas ekspor. (Espos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Astronaut dunia ternyata mengonsumsi alga bikinan kaum milenial di Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Tak hanya astronaut dunia, tentara yang bertugas di wilayah perbatasan juga gandrung dengan alga bikinan warga Sidowayah itu.

Penjualan alga yang dikemas dalam bentuk kapsul itu telah menembus pasar ekspor, tepatnya Amerika, Rusia, Prancis sejak 2019. Informasi yang dihimpun Solopos.com, alga bikinan kaum milenial di Sidowayah, Kecamatan Polanharjo itu mulai diproduksi tahun 2017.

Advertisement

Terdapat beberapa produk hasil olahan alga kaum milenial di Sidowayah. Masing-masing, sprintes gold (kapsul), sprintes blue (kapsul), serum kecantikan, sabun kecantikan, dan mi spirulina. Di samping itu, alga di Sidowayah juga menjadi bahan pupuk organik dan mendukung industri makanan serta kesehatan.

Baca Juga : Jos! Generasi Milenial Klaten Kembangkan Alga Demi Dukung Ketahanan Pangan

Advertisement

Baca Juga : Jos! Generasi Milenial Klaten Kembangkan Alga Demi Dukung Ketahanan Pangan

Unit produksi mikroalga-algapark sebagai lumbung gizi masa depan itu berlokasi di Sidowayah, Kecamatan Polanharjo. Kapasitas produksi di lokasi tersebut mencapai 2-4 ton per bulan.

Alga yang dihasilkan kaum milenial di Sidowayah dinilai kaya nutrisi, yakni memiliki kandungan protein hingga 70 persen. Alga yang diklaim sebagai makanan masa depan ini juga dapat digunakan melawan persoalan kesehatan, seperti stunting, telat pertumbuhan, dan kurang gizi.

Advertisement

Baca Juga : Wow, Alga Bikinan Pemuda Sidowayah Klaten Jadi Makanan Astronaut di Ruang Angkasa Hlo

Perluas Pasar

“Jadi selain astronaut, tentara di perbatasan juga mengonsumsi ini [bentuk kapsul]. Jika mengonsumsi dua kapsul setiap pagi, siang, dan malam hari setara dengan satu kilogram sayur dan buah-buahan,” kata Direktur Utama (Dirut) PT Algaepark Indonesia Mandiri, Rangga Warsita Aji, saat ditemui Solopos.com, di Sidowayah, Polanharjo, Sabtu (9/10/2021).

Rangga juga menyampaikan tidak hanya melayani pasar dalam negeri. Mereka pernah mengekspor hingga Amerika, Rusia, Prancis sejak 2019.

Advertisement

“Saat ini kami sedang menjajaki dengan Jepang dan Swiss [ekspor dalam bentuk serbuk]. Rata-rata ekspor mencapai 300 kg sampai 800 kg per bulan [harga alga untuk standar makanan senilai Rp600.000-Rp1 juta per kg],” tutur dia.

Baca Juga : Dibuka Perdana, Candi Cetho Langsung Diserbu Pengunjung

Hal senada dijelaskan Kepala Desa (Kades) Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Mujahid Jaryanto. Alga bikinan kaum milenial di desanya telah mendunia. Alga yang dikemas dalam bentuk kapsul dapat diproyeksikan sebagai makanan masa depan.

Advertisement

“Astronaut dan tentara di perbatasan [di beberapa negara] mengonsumsi alga dari sini [dalam bentuk kapsul]. Banyak yang suka karena praktis. Bagi astronaut tak perlu bawa kompor di ruang angkasa. Begitu juga bagi tentara. Begitu makan [alga], bisa awet kenyang,” kata Mujahid.

Mujahid mengatakan pengembangan alga di Sidowayah dilakukan PT Algaepark Indonesia Mandiri dengan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) di Sidowayah. Diharapkan, produksi alga di Sidowayah akan terus berkembang di waktu mendatang.

Baca Juga : Pintu Air Dam Colo Ditutup, Gimana Nasib Lahan Pertanian di Sukoharjo?

“Ini satu-satunya di Indonesia. Bahkan di dunia. Rencananya, tempat produksi akan diperluas lagi ke depan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif