SOLOPOS.COM - Seorang ibu menggendong anaknya membawa dua paket sembako di Pendapa Sumonegaran Sragen, Jumat (14/4/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 1.841 pekerja sektor informal di Kabupaten Sragen mendapatkan bingkisan Lebaran dalam acara Ngaji Bareng di Pendopo Sumonegaran Sragen, Jumat (14/4/2023). Bingkisan tersebut berasal dari sedekat para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Sragen.

Seribuan pekerja sektor informal itu terdiri atas para penarik becak, penarik bendi, juru parkir, buruh gendong, kuli panggul, manol, petugas kebersihan, pedagang kaki limas (PKL), dan petugas pemungut sampah rumah tangga. Mereka memadati hingga halaman depan pendopo, bahkan ada yang sampai antre di depan gerbang masuk. Sebelum mendapat bantuan mereka mendapatkan tausyiah dari mubaligh K.H. Agus Budiarto dari Gemolong, Sragen.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Dua tahun yang lalu ada pandemi Covid-19 sehingga tidak boleh kumpul-kupul. Sekarang sudah bebas sehingga bisa berkumpul di pendopo. Pemberian paket sembako ini merupakan bagian rangkaian safari Ramadan, seperti tahun-tahun sebelumnya. Kalau ditotal jumlah sembako yang beredar ke masyarakat mencapai 16.000 paket atau senilai Rp1,6 miliar,” ujar Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Yuni, sapaan akrabnya, menjelaskan bingkisan Lebaran ini merupakan wujud cinta pemimpin kepada rakyatnya. Paket bantuan dari ASN yang dananya dikelola Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sragen dan dari badan usaha milik daerah (BUMD) ini untuk meringankan beban warga yang membutuhkan. Dia meminta jatah uang untuk beli beras supaya dialihkan untuk membeli lauk pauk karena di dalam paket sudah ada beras.

“Uang jatah beras itu jangan untuk beli rokok atau beli lipstik,” katanya.

Dalam momentum mendekati Lebaran, Yuni selaku pribadi dan atas nama Pemkab Sragen meminta maaf kepada warga bila dalam perilaku dan pelayanan publik ada kekurangan. Ia meminta maaf atas pelayanan di RSUD Sragen antre sampai 10 jam atau saat berobat ke puskesmas dilayani dengan kurang ramah, dan seterusnya.

“Pelayanan yang belum paripurna itu supaya dimaafkan. Ke depan pasti kami perbaiki supaya lebih baik, supaya bangga sebagai warga Sragen,” katanya.

Sementara mubaligh K.H. Agus Budiarto menyampaikan materi tentang Ramadan bulan turunnya Al-Qur’an dan adanya malam lailatul qodar. Dia meminta warga yang hafal lima ayat pertama Al-Qur’an yang turun saat Ramadan untuk maju ke depan. Warga yang menjadi imam musala juga diminta maju. Bahkan tukang azan sampai yang hafal ayat kursi juga diminta maju. Mereka mendapatkan hadiah berupa uang Rp100.000 dari Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen.

“Orang yang diberi nikmat mampu itu bisa bersedekah. Bagi orang yang diberi nikmat kurang mampu bisa berhati-hati dalam pengeluaran,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya