SOLOPOS.COM - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berbincang dengan warga saat meninjau lokasi vaksinasi Covid-19 di Kantor Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jumat (17/9/2021). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI— Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, mengatakan saat ini Boyolali berada di status zona risiko rendah Covid-19 dengan skor indeks kesehatan masyarakat (IKM) 2,59.

Secara kumulatif tingkat kesembuhan di Boyolali mencapai 94,2 persen, dan rasio fatalitas 5,7 persen. Boyolali juga mencatatkan tidak ada kasus kematian baru selama tiga pekan terakhir.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Rasio kasus aktif di Boyolali sebesar 0,1 persen. Saat ini ada 16 kasus aktif yakni 11 orang menjalani isolasi mandiri dan 5 orang dirawat di rumah sakit.  “Kelima orang ini terdiri atas 1 orang dirawat di Rumah Sakit Pandan Arang dan 1 orang dirawat di RS PKU Muhammadiyah. Sedangkan, tiga lainnya dirawat di luar kota,” ujar Puji Astuti saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (1/11/2021).

Baca Juga: Pemutakhiran Data Berbasis MCD di Boyolali Ada Selisih 30.421 Jiwa

Dinkes Boyolali terus menggenjot cakupan vaksinasi kepada kelompok lanjut usia (lansia). Saat ini, cakupan vaksinasi baru menyentuh 58,9 persen dari target 60 persen yang ditetapkan pemerintah pusat.

Data dinkes.boyolali.go.id pada Senin (1/11/2021) pukul 15.40 WIB, memperlihatkan cakupan vaksinasi untuk lansia pada dosis 1 mencapai 58,9 persen. Sedangkan, untuk cakupan vaksinasi dosis 2 mencapai 38,6 persen.

Capaian ini terbilang rendah dibandingkan cakupan pada kelompok masyarakat umum dan rentan. Pada kelompok ini cakupan dosis 1 mencapai 80,7 persen dan dosis 2 sebesar 58,6 persen. Sementara, secara kumulatif di Boyolali cakupan vaksinasi mencapai 76,1 persen untuk dosis 1 dan 56,5 persen untuk dosis 2.

Baca Juga: 2 Pemilik Tower BTS Tak Berizin di Boyolali Didenda Rp144,4 Juta

“Target masih harus mengejar lagi. Kami sudah mulai jemput bola. Unuk yang sepuh ini kadang ada keluhan, jadi enggak bersedia divaksin,” kata Puji Astuti.

Dinkes Boyolali terus menggenjot cakupan vaksinasi lansia ini dengan menyisir dari rumah ke rumah baik untuk lansia maupun orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Ia berharap target ini bisa tercapai 100 persen pada akhir tahun atau setidaknya melampaui 60 persen seperti yang disyaratkan pemerintah pusat.

 

Lintas Sektoral

Tak hanya itu, Dinkes Boyolali juga berkoordinasi dengan lintas sektoral agar mendorong masyarakat berpartisipasi dalam vaksinasi. Sebab, saat ini vaksin menjadi salah satu syarat administrasi mengakses layanan tertentu.

Baca Juga: Antrean Kendaraan Beli Solar di SPBU Wonogiri Berangsur Normal

“Jangan lupa prokes [protokol kesehatan]. Sebagus apapun vaksin kalau prokes tidak dijalankan masih bisa tertular. Virus tetap ada dan jangan sampai masuk ke tubuh kita,” ujar Puji.

Di level provinsi, vaksinasi di Boyolali memiliki peringkat delapan untuk dosis 1. Sedangkan, untuk dosis 2, vaksinasi di Boyolali menempati urutan ketiga tertinggi di Jawa Tengah.

Tingginya cakupan ini lantaran di Boyolali vaksinasi melibatkan TNI, Polri, organisasi profesi bukan hanya dunia kesehatan. Selain itu ada 986 tenaga vaksinator yang bekerja secara sukarela.

Baca Juga: Getek Tradisional Tetap Jadi Andalan Nelayan Rawa Jombor Mencari Ikan

“Dulu kan kan hanya Dinkes dan Puskesmas. Kami gencarkan vaksinasi tanpa mengurangi kualitas. Nakes yang semua ada di swasta dan negeri guyub rukun,” sambung dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya