Soloraya
Sabtu, 14 Desember 2013 - 07:03 WIB

ALIH FUNGSI LAHAN : 25 Hektare Lahan Pertanian di Kelurahan Gemolong Beralih Fungsi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi proyek perumahan (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SRAGEN– Sekitar 25 hektare lahan pertanian di Kelurahan Gemolong, Kecamatan Gemolong, Sragen beralih fungsi kurun 20 tahun ini. Alih fungsi tersebut seiring dengan jumlah penduduk serta pertumbuhan ekonomi Gemolong yang belakangan berkembang pesat.

Kasi Keamanan dan Ketertiban (Trantib) Kelurahan Gemolong, Markoni, tak menampik luas lahan pertanian di Gemolong berkurang. “Yang jelas dengan semakin berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan perumahan semakin banyak. Tanah yang dulu jadi pertanian saat ini sudah berubah menjadi bangunan,” jelas dia saat berbincang dengan solopos.com, Jumat (13/12/2013).

Advertisement

Markoni mencontohkan salah satu perumahan yang berdiri di Kelurahan Gemolong saat ini mencapai luas 4 hektare. Perumahan tersebut dibangun di lahan yang sebelumnya merupakan areal pertanian. “Pengembangannya mulai 1996, saat itu sekitar 2 hektare. Kemudian berkembang terus ke timur saat ini mencapai 4 hektare,” ungkap dia.

Selain itu, pembangunan sejumlah pertokoan serta bangunan sekolah di wilayah tersebut juga turut mendukung berkurangnya lahan pertanian di Gemolong. “Sampai sekarang ya ada antara 20-25 hektare lahan pertanian yang beralih fungsi. Tetapi, tetap ada lahan yang dipertahankan untuk pertanian di wilayah ini,” terangnya.

Markoni menjelaskan kawasan Gemolong yang cukup strategis sebagai jalur perekonomian sejumlah daerah membuat sebagian masyarakat tergiur untuk membuka usaha serta menetap di wilayah tersebut. “Tempatnya strategis. Jalur perekonomian dari berbagai daerah seperti Sragen, Solo, Grobogan serta Boyolali. Semua terpusat di Gemolong,” urai dia.

Advertisement

Disinggung harga tanah di wilayah itu, Markoni menjelaskan terus meningkat setiap tahunnya. Harga tanah melejit khususnya di wilayah pusat perekonomian Gemolong di Jl. Sukowati. “Harga tanah di wilayah dari persimpangan Gemolong hingga pasar benar-benar diluar perkiraan. Setahu saya saat ini mencapai di atas Rp5 juta/meter persegi,” katanya.

Sementara itu, Camat Gemolong, Tri Warsono, tak menampik perkembangan kawasan Gemolong membuat harga tanah di wilayah tersebut meningkat setiap tahunnya. “Tentunya ada perkembangan dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif