SOLOPOS.COM - Stok pupuk di Gudang CV Berkah Jaya, Kecamatan Nogosari, Boyolali, Rabu (31/8/2022).(Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali menegaskan petani sulit mendapatkan pupuk bersubsidi bukan karena adanya kelangkaan.

Melainkan, jumlah pupuk yang dialokasikan untuk petani memang masih kurang dari jumlah yang diusulkan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Bidang Prasarana dan Sarana (PSP), Agus Pramudi mengatakan besarnya konsumsi dan kebutuhan pupuk subsidi oleh petani sering dinarasikan dengan kelangkaan pupuk subsidi.

Padahal kenyataannya, pupuk subsidi di Boyolali sulit didapatkan karena jumlah pupuk yang dialokasikan masih kurang dari jumlah yang diusulkan Pemkab Boyolali.

“Misalnya pupuk urea itu idealnya 225 kg/ha/MT [masa tanam], walaupun kami mengusulkan sudah 100%, tapi yang diturunkan dari pemerintah 74% untuk tahun ini,” ucap dia kepada Solopos.com, Senin (5/9/2022).

Baca juga: Per 31 Agustus, Pupuk Indonesia Salurkan 30.591 Ton Pupuk Subsidi ke Boyolali

Agus memaklumi banyaknya subsidi membuat anggaran pemerintah belum mampu mengkaver kebutuhan pupuk petani.

Hal itu menyebabkan opsi pupuk subsidi tidak bisa direalisasikan seutuhnya. Meski demikian pihaknya tetap mengusahakan pengajuan pupuk subsidi sesuai jumlah alokasi dari pusat.

“Kami pengajuannya tergantung alokasi dari pusat. Dari pusat turun ke provinsi kami dapatnya berapa. Jadi tidak full semua yang diusulkan di e-RDKK [Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok] terkaver semua untuk pupuk subsidi,” ucap dia.

Selanjutnya, Agus menilai alasan petani merasa kesulitan mendapat pupuk subsidi di Boyolali karena adanya penurunan jumlah alokasi pupuk subsidi. Jumlah alokasi pupuk subsidi pada 2022 lebih sedikit dibanding 2021.

“Kalau tahun 2021, memang untuk contoh urea alokasi nya sudah 98%, kalau yang 2022 ini alokasinya 74%. Apalagi Phonska, alokasi tahun 2021 di sekitar 50%, tahun ini 34%,”

Baca juga: PUPUK ILEGAL : Aparat Gerebek 5 Kios di Cepogo dan Mojosongo

Lebih lanjut, menurut Agus, petani juga sulit mengontrol jatah subsidi selama satu tahun.

Menurutnya, masih banyak petani yang menghabiskan jatah pupuk subsidi selama satu tahun di masa tanam pertama. Sehingga petani kehabisan stok pupuk subsidi di masa tanam berikutnya.

Pada 2022, kementerian pertanian telah memberikan alokasi subsidi pupuk sebesar Rp25 triliyun di Indonesia.

“Rp25 triliyun itu sebenarnya kurang untuk memberi pupuk subsidi bagi petani se-indonesia, makanya komoditasnya dipropritaskan. Selanjutnya, jenis pupuk yang difokuskan juga tidak banyak, dari lima jenis menjadi dua jenis,” ucap dia.

Pupuk yang dipilih adalah yang memiliki unsur hara makro, yakni NPK Phonska dan Urea.

Baca juga: PUPUK BERSUBSIDI BOYOLALI : Pemkab Minta Tambahan Kuota Phonska dan ZA, Ini Alasannya

“Dasar pemikirannya adalah pupuk tersebut memiliki unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman. Misalkan tanaman diberi pupuk NPK Phonska atau Urea mesti hidup, tumbuh, berkembang, dan berbuah,” ucap dia.

Dengan adanya prioritas pupuk subsidi dan komoditasnya, Agus mengamini akan ada penambahan kuota alokasi untuk pupuk subsidi bagi para petani, khususnya di Boyolali.

Sebelumnya, PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 30.591 ton ke Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, hingga 31 Agustus 2022. Angka tersebut tercatat mencapai 61 persen dari total alokasi 2022 yang ditetapkan pemerintah setempat, yaitu sebesar 50.469 ton.

VP Penjualan Wilayah 3B Pupuk Indonesia, Rizki Candra Sakti, mengatakan bahwa pupuk subsidi yang telah disalurkan Pupuk Indonesia ke Kabupaten Boyolali ini terdiri dari lima jenis yaitu pupuk Urea, pupuk NPK, pupuk SP-36, pupuk ZA, dan pupuk organik.

“Jadi sampai tanggal 31 Agustus 2022, Pupuk Indonesia sudah menyalurkan pupuk bersubsidi berjumlah 30.591 ton atau sudah 61 persen dari total alokasi untuk Kabupaten Boyolali sebesar 50.469 ton,” kata Rizki melalui siaran pers kepada Solopos.com, Jumat (2/9/2022).

Baca juga: Per 31 Agustus, Pupuk Indonesia Salurkan 30.591 Ton Pupuk Subsidi ke Boyolali



Rincian penyalurannya yakni pupuk Urea sebanyak 13.445 ton, NPK sebanyak 10.232 ton, SP-36 sebanyak 320 ton, ZA sebanyak 3.078 ton, dan organik sebanyak 3.516 ton.

Rizki menjelaskan, penyaluran pupuk bersubsidi disesuaikan dengan alokasi yang ditetapkan pemerintah melalui SK Dinas Pertanian setempat.

“Jadi di Kabupaten Boyolali, berdasarkan data per Agustus 2022, realisasi penyaluran Urea sudah mencapai 109 persen, bahkan pupuk NPK telah mencapai 131 persen dari alokasi yang ditetapkan,” jelas Rizki.

Sementara, total stok pupuk bersubsidi di Kabupaten Boyolali (Lini III) per 1 September 2022 tercatat sebesar 2.061 ton. Rinciannya adalah, pupuk jenis Urea sebanyak 793 ton dan NPK sebanyak 1.268 ton.

Pasokan pupuk bersubsidi ini dipasok oleh dua anak usaha Pupuk Indonesia, yaitu PT Pusri Palembang dan PT Petrokimia Gresik.

Baca juga: Petani Boyolali Ngeluh Pupuk Langka, Mentan Janji Subsidi Separuh Harga

Pupuk bersubsidi ini didistribusikan ke tingkat petani berdasarkan Surat Keputusan (SK) Dinas Pertanian setempat.

SK Dinas Pertanian merupakan aturan turunan dari Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 41 Tahun 2021 yang pertengahan tahun ini direvisi menjadi Permentan No. 10 Tahun 2022 yang mengatur alokasi pupuk bersubsidi tahun 2022.

Dalam aturan baru yang diteken pada 8 Juli 2022 tersebut, Rizki menjelaskan bahwa ada beberapa ketentuan baru yang perlu diketahui oleh para stakeholder, termasuk petani.

Misalnya, terkait jenis pupuk yang difokuskan kepada Urea dan NPK dari yang sebelumnya terdapat jenis SP-36, ZA, dan Organik.

Baca juga: Harga Brokoli Sangat Menyedihkan, Petani Selo Boyolali Curhat Begini

Selain itu, jumlah komoditas yang mendapat subsidi pupuk pun difokuskan menjadi sembilan komoditas strategis dari sebelumnya 70 komoditas.

Sembilan komoditas ini masuk ke dalam tiga subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan untuk padi, jagung, dan kedelai. Subsektor hortikultura untuk tanaman cabai, bawang merah, dan bawang putih.

Terakhir subsektor perkebunan untuk tanaman tebu rakyat, kakao, dan kopi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya