Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Kondisi itu dimanfaatkan beberapa warga untuk mencari nafkah. Mereka menemukan sandal dan botol bekas air mineral di kubangan. Puluhan pasang sepatu dan sandal yang ditinggal pemilik tertimbun lumpur di salah satu bagian alun-alun.
Warga Margomulyo, Puro, Hadi Sukamto, 56, menuturkan kondisi itu terjadi setiap kali perayaan malam tahun baru. Kondisi rumput di alun-alun rusak karena diinjak-injak. Meski demikian, dia mengaku mendapat berkah dari perayaan malam tahun baru. Hadi mengaku mengumpulkan puluhan pasang sepatu dan sandal di salah satu bagian alun-alun. “Sandal dan sepatu tertimbun tanah. Sepertinya ditinggalkan pemilik karena kaki mereka terjebak di lumpur. Sandal dan sepatu saya jual dan laku lebih dari Rp50.000. Kondisi ini terjadi setiap tahun. Termasuk rumput rusak,” kata dia kepada Solopos.com.
Hal senada disampaikan warga Jetis, Mojosari, Sragen Kulon, Susilo, 58. Dia juga meraup untung dengan mengambil botol bekas air mineral yang tertimbun di lumpur. Hanya saja Susilo mengaku prihatin dengan kondisi alun-alun. “Kami berharap alun-alun segera diperbaiki. Bagaimanapun juga ini wajah Kabupaten Sragen,” tutur dia.
Kepala Sub Bidang Pengelola dan Pemanfaatan Gedung Aset Khusus, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sragen, Ichwan Yulianto, mengatakan sudah mendapat instruksi memperbaiki kondisi alun-alun yang rusak usai malam perayaan tahun baru 2013. BLH berencana menambal tanah di alun-alun yang rusak menggunakan rumput. “Kami mengimbau pedagang kaki lima (PKL) maupun warga tidak beraktivitas di situ seusai diperbaiki hingga kondisi alun-alun pulih,” kata dia.
Lebih lanjut dia mengatakan tidak ada alokasi dana memperbaiki alun-alun. Perbaikan dilakukan sebagai bentuk perawatan rutin. Hal senada disampaikan Kabid Kebersihan dan Pertamanan, BLH Sragen, Purwosantoso. Dia menjelaskan kondisi lebih parah terjadi saat karnaval HUT Sragen. “Tidak banyak taman dan tanaman yang rusak pada malam perayaan tahun baru. Berbeda dengan saat perayaan HUT Sragen. Warga menginjak taman.”