SOLOPOS.COM - Ilustrasi kulit sapi yang terserang LSD. (bbvetwates.ditjenpkh.pertanian.go.id).

Solopos.com, BOYOLALI — Sesuai dengan data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional yang terintegrasi Indonesia atau iSIKHNAS, kasus sapi lumpy skin diseases (LSD) di Kabupaten Boyolali mencapai 97 ekor hingga, Rabu (21/12/2022).

Selanjutnya, dari 17 ekor sapi yang diambil sampel untuk dilakukan uji lab, hasilnya terdapat 15 ekor yang dinyatakan positif LSD di Boyolali, Senin (26/12/2022).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dari hasil uji lab yang keluar, hasil kasus LSD yang terkonfirmasi positif di Boyolali paling tinggi jika dibandingkan dengan Kabupaten Sragen dan Klaten di Soloraya.

Sebanyak 14 sampel sapi yang diujikan di Kabupaten Sragen, tercatat 13 sapi terkonfimasi positif LSD. Lalu, sebanyak 12 sampel sapi yang diujikan di Kabupaten Klaten, tercatat tujuh sapi terkonfimasi positif LSD.

Lebih lanjut, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati, mengatakan belum ada laporan kasus kematian sapi akibat virus LSD di Boyolali.

Menurutnya, ketika ada kasus LSD yang dilaporkan, sapi langsung mendapat penanganan dan berangsur sembuh.

“Yang sudah diobati, berangsur-angsur sembuh, yang terlapor ke kami, diobati, berangsur-angsur sembuh,” ucap dia pada wartawan di Pendapa Gede, Kamis, (29/12/2022).

Lusia menghimbau masyarakat tetap tenang dan tidak panik dengan serangan virus baru pada sapi.

Bila menemui gejala penyakit seperti LSD pada sapi, bisa segera melapor agar segera mendapat penanganan. Sapi akan diobati, kata Lusia, lalu sapi di sekelilingnya akan mendapat vaksinasi LSD.

Sampai hari ini, jumlah sapi yang mendapatkan vaksinasi LSD di Boyolali mencapai 317 ekor. Sementara, stok vaksin untuk sapi LSD di Boyolali sebanyak 3.700 dosis.

Dari perhitungan yang dilakukan secara manual, Lusia menyebutkan ada 104 kasus sapi yang diindikasi terserang LSD.

Menurut lusia, virus LSD yang menyerang sapi bersifat sporadis dan menyebar melalui vektor atau perantara, berupa serangga jenis nyamuk, caplak, dan lalat.

Dari Balai Besar Veteriner (BBVet), kata Lusia, baru melakukan  pengkajian serangga yang ada di sekitar sapi yang terpapar LSD. “Nah, itu [lalat] nanti mengandung virus itu [PMK] ndak gitu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya