SOLOPOS.COM - Bupati Klaten Sri Mulyani saat menerima kunjungan 17 anggota Komisi IV DPR bersama Kementan dan Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana di persawahan Desa Tlingsing, Cawas, Klaten, Kamis (16/11/2023). (Istimewa/Bagian Prokopim Setda Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Bupati Klaten Sri Mulyani mengatakan Kabupaten Bersinar masih surplus beras sebanyak 87.969 ton berdasarkan data produksi padi dibandingkan dengan tingkat konsumsi beras pada Januari-Oktober 2023.

Klaten masih surplus beras meski ada kemarau panjang dan kering sebagai dampak fenomena El Nino pada tahun ini. El Nino berdampak pada berkurangnya luas tanam padi akibat kekurangan air irigasi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Hal itu disampaikan Mulyani saat mendampingi 17 anggota Komisi IV DPR bersama Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana dan beberapa pejabat di bidang pertanian dan pangan mengunjungi Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas, Klaten, dalam kunjungan kerja spesifik, Kamis (16/11/2023).

Kunjungan kerja untuk mengecek sekaligus mendengarkan keluhan secara langsung dari petani terkait dampak El Nino itu diikuti pula oleh Kepala Badan Pangan Nasional, Dirjen Tanaman Pangan Kementan, direksi PT Pupuk Indonesia, hingga direksi Perum Bulog.

Pada kesempatan itu, Mulyani menjelaskan akibat El Nino ada 430 hektare (ha) lahan sawah yang tak ditanami karena kesulitan sumber air irigasi. Ratusan ha sawah itu tersebar di tiga kecamatan.

Mulyani menjelaskan luas baku sawah di Klaten pada 2023 seluas 30.009,2 ha. Dari luasan itu, total produksi padi pada Januari-Oktober 2023 sebanyak 367.465 ton gabah kering giling atau 204.558 ton beras.

Sementara konsumsi beras di Klaten pada Januari-Oktober 2023 sebanyak 116.589 ton. Artinya, Klaten masih mengalami surplus beras sebanyak 87.969 ton.

Angka surplus beras pada Januari-Oktober 2023 itu memang belum sebanyak surplus atau kelebihan produksi beras sepanjang 2022 lalu yang mencapai 200.085 ton berdasarkan data di laman dkpp.klaten.go.id.

Program IP400

Disebutkan dalam data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten tersebut, produksi beras Klaten pada 2022 sebanyak 292.102 ton. Sedangkan total kebutuhan beras dengan 1.260.506 jiwa penduduk sebanyak 92.016.938 kg setara 92.016,9 ton. Artinya surplus beras Klaten pada 2022 mencapai 200.085 ton.

Mulyani menjelaskan salah satu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi beras Klaten yakni lewat program intensifikasi penanaman empat kali setahun atau dikenal dengan IP400 sejak 2022. Luas sawah di Klaten untuk program IP400 saat ini mencapai 10.000 ha di 25 kecamatan.

Namun, pada musim tanam kali ini ada sekitar 450 ha lahan IP400 tak bisa ditanami. Perinciannya, seluas 430 ha tak ditanami karena kesulitan air di Cawas (356 ha), Trucuk (40 ha), dan Juwiring (34 ha). Sementara sisanya, 20 ha, tak ditanami karena terdampak pembangunan tol di wilayah Polanharjo.

Salah satu lahan yang tak bisa ditanami karena terdampak El Nino berada di Desa Tlingsing seluas 110 ha. Pada musim tanam kali ini, 110 ha sawah itu tak ditanami lantaran kekurangan air.

Sawah di wilayah itu mengandalkan irigasi dari Colo Barat yang bersumber dari Dam Colo di Nguter, Sukoharjo, dan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri.

Mulyani menjelaskan Klaten juga mendukung program gerakan nasional (gernas) penanganan dampak El Nino yang diinisiasi Kementerian Pertanian. Luas lahan di Klaten yang ditargetkan mendukung program tersebut seluas 5.247 ha.

“Sampai 16 November 2023, luas tanam gerakan nasional di Klaten seluas 1.799 ha tersebar di 18 kecamatan,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya