SOLOPOS.COM - ILUSTRAS (Desi Suryanto/JIBI/HARIAN JOGJA)

ILUSTRAS (Desi Suryanto/JIBI/HARIAN JOGJA)

ILUSTRASI (Desi Suryanto/JIBI/HARIAN JOGJA)

SOLO--Sejumlah aktivis mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Solo Raya (AMMAS) kembali mengadakan aksi di bunderan Gladak, Solo, Sabtu (7/4/2012). Salah satu yang menjadi tuntutan mereka dalam aksi tersebut adalah menolak kedatangan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Solo, Senin (9/4/2012) .

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Aksi tersebut juga digelar menyikapi situasi politik dan ekonomi pasca-keputusan rapat paripurna DPR RI yang tidak menyepakati kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April 2012 lalu. Mereka menilai hasil keputusan yang diambil dalam rapat tersebut memberikan peluang kepada pemerintah untuk sewaktu-waktu dapat melakukan penyesuaian harga BBM eceran dengan harga minyak dunia menjadi ancaman bagi masyarakat kelas bawah.

Selain itu, menurut mereka apa yang menjadi keputusan DPR tersebut kontradiktif atau bertentangan dengan aturan perundang-undangan yang berlaku sebelumnya.

Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Dwi Wisnu Wardhana mengemukakan aksi kali itu digelar dalam rangka memberitahukan kepada masyarakat bahwa perjuangan dalam menolak rencana kenaikan harga BBM belum berakhir.

Menurutnya, pengkhianatan terhadap konstitusi adalah sama dengan pengkhianatan terhadap rakyat dan negara. Langkah yang diambil pemerintah, dianggap sebagai bentuk ketidakpedulian rezim terhadap upaya penegakkan kembali kedaulatan rakyat sebagai bangsa dan negara yang merdeka.

“Kami merasa perlu memberitahukan kepada seluruh masyarakat Soloraya bahwa apa yang selama ini coba diupayakan oleh aliansi kami (AMMAS) untuk tetap membela apa yang seharusnya menjadi hak-hak rakyat melalui aksi-aksi demonstrasi dan pendirian posko penolakan kenaikan harga BBM mendapat respons negatif dari pihak tertentu,” beber Wisnu ketika ditemui wartawan di sela-sela aksi, Sabtu.

Menurut Wisnu, hal itu terindikasi dari hilangnya semua peralatan termasuk bendera-bendera di posko yang dibuat di tengah-tengah bunderan Gladak tersebut.

Melalui aksi tersebut, AMMAS menyampaikan orasi tentang tuntutan mereka antara lain menolak penambahan point dalam Pasal 7 ayat 6, meminta pemerintah segera menurunkan harga kebutuhan barang-barang pokok, kembali kepada cita-cita Tri Sakti, menolak kedatangan SBY ke Solo, hingga menegakkan kembali Pasal 33 Undang-undang Dasar (UUD) 1945. Mereka juga memasang kembali bendera-bendera dan membangun kembali posko penolakan kenaikan harga BBM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya