SOLOPOS.COM - Ilustrasi pernikahan dini. (Freepik).

Solopos.com, BOYOLALI —Digitalisasi bisa dinilai membuka peluang komunikasi dan pergaulan sesama anak semakin mudah. Keluwesan digitalisasi juga dianggap memudahkan anak-anak untuk menyelami dunia baru.

Anak bisa berisiko terpapar pada konten dewasa yang membuat penasaran, hingga cenderung mempraktikan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Akhirnya terjebak pada pernikahan dini. Meski bukan satu-satunya faktor pemicu pernikahan dini, namun digitalisasi dinilai sebagai aspek yang berpengaruh pada kasus tersebut.

Dalam Skripsi Dian Rizka As-Syakiri berjudul Hubungan Antara Pendidikan, Peran Orang Tua, Dan Keterpaparan Media Massa Dengan Pernikahan Dini Di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Tahun 2017, menjelaskan remaja semakin banyak mendapatkan materi pornografi dari media massa, akan cenderung bersikap mendukung terhadap terjadinya hubungan seksual pranikah, bahkan dapat mendorong terjadinya pernikahan dini.

“Berdasarkan BKKBN, paparan informasi seksualitas dari media massa baik cetak maupun elektronik cenderung bersifat pornografi dan pornoaksi sehingga dapat menjadi referensi yang tidak mendidik bagi remaja yang dapat menyebabkan remaja ingin tahu, ingin mencoba, akan meniru apa yang diliha dan didengarnya dari media massa tersebut,” kutip Solopos.com, pada Senin (19/12/2022).

Selain digitalisasi, tingkap pendidikan anak dan orang tua juga disebutkan sebagai faktor pemicu pernikahan dini. Sementara, pandangan yang sama juga diungkapkan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Boyolali, Ratri Survivalina pada Kamis (27/10/2022). Digitalisasi perlu diwaspadai, ia meminta anak-anak agar menjaga pergaulan dan terus melakukan kegiatan positif.

“Jauhi yang namanya informasi terkait video porno, narkoba, merokok, karena itu akan menjerumuskan kalian. Banyak juga kasus karena ketidaktahuan, akhirnya mereka ikut-ikutan teman, akhirnya terjerumus ke hal-hal yang negatif,” ujar dia.

Dengan menyaring informasi secara bijaksana dan menjaga pergaulan, anak-anak Boyolali diharapkan bisa menjadi pribadi yang berintegritas, tidak terjebak pada pernikahan dini.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, tren pernikahan dini di Boyolali terus menunjukkan kenaikan sejak 2017, meski fluktuatif dari tahun ke tahun.

Pada 2017 tercatat ada 92 permohonan dispensasi nikah yang masuk ke Pengadilan Agama Boyolali. Pada 2018, jumlah itu meningkat jadi 109 permohonan. Selanjutnya, pada 2019, jumlah permohonan dispensasi meningkat lagi jadi 178 permohonan.

“Sebanyak 90% karena kasus married by accident. Selain itu karena ada dua orang sudah saling mencintai dan mereka ingin segera menikah. Orang tua kedua pihak khawatir apabila tidak segera dinikahkan malah terjadi hal yang tidak diinginkan,” jelas Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Boyolali, Mubarok saat ditemui Solopos.com, di kantor PA Boyolali, Rabu (8/1/2020).

Sementara, pada 2020 tercatat 458 permohonan dispensasi nikah, angka tersebut naik 250% lebih dari tahun sebelumnya. Perubahan peraturan terkait dispensasi nikah pada saat itu dinilai membuat angka dispensasi nikah naik tajam.

Peraturan yang dimaksud yakni, UU No. 16/2019 tentang Perubahan atas UU No. 1/1974 tentang Perkawinan telah menaikkan usia minimal kawin perempuan dari 16 tahun menjadi 19 tahun.

Atas perubahan tersebut, usia minimal dispensasi kawin perempuan dari 16 tahun menjadi 19 tahun. Dengan begitu, usia minimal dispensasi kawin perempuan dan laki-laki sama.

Selanjutnya, pada 2021, permohonan sedikit turun namun tetap tergolong tinggi, yakni sejumlah 334 permohonan dispensasi nikah.

“Pada 2020, dari 458 pengajuan dispensasi [pernikahan dini di Boyolali], yang ditolak ada 13. Kemudian, pada 2021, dari 334 pengajuan dispensasi nikah ada 49 [yang ditolak],” jelasnya kepada Solopos.com, Jumat (16/9/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya